Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Luqman Zulkaedin Resmi Jadi Sultan Sepuh XV Keraton Kasepuhan

Nurul Hidayah
31/8/2020 00:54
Luqman Zulkaedin Resmi Jadi Sultan Sepuh XV Keraton Kasepuhan
PRA Luqman Zulkaedin (tengah) memberikan pidato setelah dinobatkan Sultan Sepuh XV Keraton Kasepuhan, Cirebon, Minggu (30/8).(ANTARA)

PANGERAN Raja Adipati (PRA) Luqman Zulkaedin resmi dinobatkan sebagai Sultan Sepuh XV Keraton Kasepuhan, Cirebon, Jawa Barat. Prosesi jumenengan atau penobatan yang berlangsung Minggu (30/8) sempat diwarnai dengan aksi penolakan wargi keraton.

Luqman Zulkaedin resmi menjadi Sultan Sepuh XV Keraton Kasepuhan  setelah menerima keris Nagarunting di ruang Jumenengan Keraton Kasepuhan  Cirebon, Minggu (30/8). Keris Nagarunting, yang merupakan keris milik Sunan Gunung Jati, diberikan oleh PR Goemelar Soeriadiningrat kepada Luqman Zulkaedin, putra sulung almarhum PRA Arief Natadiningrat, Sultan Sepuh XIV yang wafat 22 Juli 2020 lalu.

Setelah menerima keris Nagarunting, Sekjen Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN), Raden Rasich Hanif Radinal dari Kerajaan Galuh,  menyematkan pin kepada Luqman Zulkaedin. Pin juga disematkan oleh perwakilan Raja Sultan Nusantara, Karaeng Turikale VIII, Brigjen AA Mapparessa dari kerajaan Turikale, Maros, Sulawesi Selatan.

Saat menyampaikan pidato jumenengannya, PRA Luqman Zulkaedin berharap dirinya mampu untuk meneruskan kiprah ayahnya. "Semoga sepeninggal  beliau, kami dapat meneruskan kiprahnya untuk kemaslahatan umat," ungkap Luqman.

Acara jumenengan dilakukan bertepatan dengan tahlil 40 hari wafatnya almarhum Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadinignrat. Namun usai pelaksanaan tahlil, sempat terjadi kericuhan saat ada wargi keraton yang berteriak menolak Luqman Zulkaedin sebagai sultan sepuh yang baru. Penolakan dilakukan oleh Ratu Mawar, dari Keraton Kanoman, Cirebon tepat di tengah-tengah bangsal Prabayaksa dimana para tamu duduk.

Namun kericuhan bisa dikendalikan saat abdi dalem membawa wargi yang memprotes keluar dari keraton. Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil  yang hadir dalam acaran tersebut mengungkapkan apa yang terjadi merupakan sebuah dinamika dan bisa diselesaikan dengan musyawarah.

"Jika pun tidak bisa,  negara kita merupakan negara hukum sehingga bisa diselesaikan baik-baik dengan jalur hukum," jelasnya. (R-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya