Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
PRESIDEN Joko Widodo atau yang biasa disapa Jokowi menekankan agar Waduk Gondang di Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, bisa selesai pada tahun depan.
Dengan begitu, air dari waduk tersebut bisa memasok air baku pertanian untuk sekitar 4.800 hektare lahan yang berlokasi di Kabupaten Sragen dan Karanganyar.
"Progres sudah 24%. Kami harapkan akhir 2017 selesai. Kerja pagi siang malam, tiga sif," kata Jokowi seusai mendapatkan penjelasan dari Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo Yudi Pratondo di lokasi pembangunan, Jumat (11/3)..
Dalam kunjungan ke Waduk Gondang, Presiden antara lain didampingi Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Mudjiadi dan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo Yudi Pratondo, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Bupati Karanganyar Juliyatmono.
Presiden berharap penuntasan waduk itu bisa meningkatkan produktivitas pertanian di Jawa Tengah.
"Kita harapkan selesainya waduk mestinya akan meningkat, baik berkaitan dengan padi maupun produksi lainnya," tegas Jokowi.
Pada 2015, pemerintah telah membangun 13 waduk, pada tahun ini 8 waduk, dan 28 waduk lain yang akan dikerjakan.
"Ada yang selesai 2 tahun, 2,5 tahun, dan 4 tahun, tergantung besarnya waduk," kata Jokowi.
Menurut data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Waduk Gondang memiliki panjang 604 meter, tinggi 71 meter, dan lebar puncak bendungan 10,50 meter.
Bendungan yang dibangun dengan dana Rp617,2 miliar itu diperhitungkan dapat menampung air dengan volume kotor 9,15 juta meter kubik dan mengalirkan air baku 200 liter per detik.
Ketersediaan air merupakan salah satu problem bagi pertanian.
Apalagi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan wilayah Jawa Tengah akan memasuki musim pancaroba pada April.
"April sudah pancaroba, Mei masuk kemarau," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Semarang Reni Kraningtyas.
Kepala Bidang Pengelolaan Lahan Air dan Sarana Prasarana Dinas Pertanian dan Peternakan (Dinpertanak) Cilacap, Jawa Tengah, Supriyanto mengatakan pemerintah telah mengalokasikan Rp1,8 miliar dari APBD untuk pembangunan enam unit sumur dalam rangka menghadapi kemarau.
Varietas baru
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) melahirkan hasil padi unggul varietas baru yang diberi nama IPB 3S.
Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristek Dikti Jumain Appe mengatakan bibit padi tersebut berpotensi menghasilkan 11,2 ton per hektare atau sekitar 2-3 ton lebih tinggi daripada varietas ciherang.
IPB telah melakukan optimasi teknologi untuk varietas IPB 3S tersebut (Teknologi IPB Prima) yang berpotensi menghasilkan 13,5 ton per hektare.
(WJ/LD/LN/Mut/N-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved