Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
Dua sekolah jenjang SMA dan SMK di Provinsi Bangka Belitung (Babel) sedang Menggunakan Dana Biaya Operasional Sekolah (BOS) untuk membelikan kuota internet 14 GB bagi siswa untuk pembelajar secara daring.
Kepala dinas Pendidikan Provinsi Babel Muhammad Soleh mengatakan dua sekolah yang sudah menggunakan dana BOS untuk kuota adalah SMAN 3 dan SMK 2 Pangkalpinang.
Untuk itu. pihaknya akan kembali berkoordinasi dan berkonsultasi, agar tidak menyalahi aturan dan sesuai prosedur. "Makanya sekarang baru diterapkan di SMK 2 dengan SMA 3 Pangkalpinang," kata Soleh, Rabu (5/8).
"Penggunaan dana BOS untuk beli kuota siswa disesuaikan dengan kondisi dana BOS yang ada di sekolah masing masing," imbuhnya.
Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman, menegaskan, pembelajaran online yang saat ini diterapkan di tengah pandemi untuk mencegah penyebaran virus Korona, bisa didanai menggunakan dana bantuan operasional sekolah (BOS).
"Kami sudah sampaikan ke sekolah, BOS bisa digunakan untuk berbagi kuota, kalau misalnya masih ada daerah yang sinyalnya belum kuat, minta agar dilaporkan ke Telkom, dan Telkom bersedia untuk itu," kata Erzaldi.
Ia menyebutkan, tidak ada alasan sekolah tidak dapat sinyal. Sementara untuk yang belum ada ponsel android, akan dipikirkan kembali.
Kepala SMA Negeri 3 Pangkalpinang, Kunlistiani mengatakan, terkait edaran bantuan dana BOS untuk pembelajaran online, Ia belum menerima petunjuk teknis jika dana tersebut diberikan kepada orangtua siswa.
"Kalau ada juknis secara tertulis sekolah akan menindaklanjuti. Kalau imbauan tentu harus hati hati, karena ketika sekolah diperiksa, harus ada dasar pengeluaran dana BOS yang harus dipertnggungjawabkan. Jika ada ketentuan , maka akan diikuti oleh sekolah," ujarnya.
Untuk pembelajaran online, pihak sekolah sebutnya telah melaksanakan berbagi kuota, tetapi bukan ke orangtua siswa, karena rata-rata anak SMA memiliki ponsel sendiri.
"Kalau ke siswa SMA 3 sudah menerapkan. Kami menyiapkan kuota untuk siswa 14 Giga. Dan yang dibantu siswa tidak berkecukupan. Untuk tahun pelajaran yang baru ini, kita baru mendata siswa, bagi yang tidak memiliki perangkat IT-nya bisa belajar di lab dengan membawa surat izin orangtua yang membolehkan siswa belajar di sekolah, mengingat Pangkalpinang belum boleh ada tatap muka," jelasnya seraya menyebutkan, SMA 3 juga mencoba kerjasama dengan Telkomsel. (OL-12)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved