Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
FENOMENA frost atau yang biasa disebut masyarakat adat Tengger sebagai banyu upas, mulai muncul di kawasan pendakian Gunung Semeru dan Gunung Bromo, Jawa Timur.
"Frost itu mulai ada, teman-teman melaporkan ada kemarin tanggal 12 Juni," tegas Kepala Sub Bagian Data Evaluasi Pelaporan dan Humas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Syarif Hidayat, Kamis (25/6).
Syarif menjelaskan frost merupakan fenomena alam tahunan. Pertama kali dijumpai muncul di Ranupane, Lumajang, dan Cemorolawang, Probolinggo. Ranupane merupakan jalur pendakian ke Gunung Semeru, adapun Cemorolawang adalah kawasan wisata Gunung Bromo.
Cuaca dingin ekstrem, lanjutnya, membuat embun membekukan dedaunan dan rumput di kawasan wisata setempat. Menurut Syarif, embun yang membeku itu bermakna positif sebagai pemulihan ekosistem alami. Biasanya setelah rumput dan tanaman terkena frost, nantinya akan memunculkan regenerasi rumput hijau yang lebih eksotis.
Fenomena banyu upas saat ini berbeda dengan kejadian serupa pada Juni 2019. Tahun lalu justru menjadi daya tarik bagi wisatawan domestik dan mancanegara.
Namun saa ini, fenomena embun beku itu tidak bisa dinikmati wisatawan lantaran seluruh kawasan wisata Gunung Bromo dan Gunung Semeru masih ditutup total. Wabah virus korona baru (covid-19) menjadi penyebabnya.
"Kawasan wisata masih ditutup. Kita mematuhi Satgas Covid-19. Sejauh ini kami sudah membuat protokol kesehatan, tapi pelaksanaannya perlu dibicarakan melibatkan berbagai pihak," tuturnya. (R-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved