Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
TIDAK berfungsinya peralatan dini peringatan tsunami di pesisir Sumatera Barat harus menjadi perhatian. Pasalnya, peralatan tersebut berperan besar memberikan peringatan kepada warga terhadap kemungkinan terjadinya tsunami.
Saat gempa berkekuatan 8,3 pada skala Richter yang terjadi di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Rabu (2/3) malam, sirene peringatan kemungkinan terjadinya tsunami di pesisir Kota Padang sama sekali tidak berbunyi. Padahal, kekuatan dan kedalaman pusat gempa yang hanya 10 kilometer itu sudah memenuhi syarat untuk menimbulkan tsunami.
"Banyak buoy yang rusak dan tidak berfungsi sehingga kita tidak mengetahui apakah potensi tsunami di lautan benar terjadi atau tidak,"
kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.
Sementara itu, Kepala Stasiun Geofisika BMKG Padang Panjang Rahmat
Triyono menyatakan peringatan tsunami belum dicabut. Namun, informasi yang didapat menyatakan empat pulau utama di daerah Mentawai yakni Siberut, Sipora, Pagai Utara, dan Pagai Selatan, aman dari hantaman tsunami.
Hingga sat ini, belum ada laporan adanya korban jiwa akibat gempa yang getarannya dirasakan hampir di seluruh wilayah Sumatera. BNPB masih terus berusaha memperoleh informasi dari BPBD.
Di sisi lain, kabar simpang siur tentang ancaman tsunami membuat masyarakat di Kota Padang tetap bertahan di tempat ketinggian. Di Padang, kawasan Universitas Andalas menjadi salah satu lokasi tujuan. Ratusan warga bertahan disana.
Sejumlah titik persimpangan dari arah pantai menuju ke perbukitan seperti Alai juga masih macet. Ruas jalan yang menjadi jalur evakuasi seperti Ampang dan Tunggul Hitam juga terjadi kemacetan. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved