Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
TINGGINYA curah hujan di wilayah Desa Magepanda, Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur membuat ratusan hektare tanaman padi siap panen milik petani mengalami rusak parah akibat banjir yang melanda desa tersebut.
Kepala Desa Magepanda, Servasius Martinus Mau mengatakan, hujan mengguyur Desa Magepanda selama satu minggu membuat tanaman padi siap panen mengalami rusak parah.
"Ada 233 kelompok petani yang gagal panen. Sampai sekarang sawah mereka masih terendam air sehingga ada ratusan hektare tanaman padi rusak parah," ujar Kades Magepanda, kepada Media Indonesia, Kamis (28/05).
Baca Juga: 602 Hektare Sawah Gagal Panen akibat Banjir
Ia mengaku, padi yang terendam air ini, padi yang siap dipanen oleh petani. Tetapi karena hujan besar, air duluan masuk ke lahan persawahan membuat seluruh tanaman padi yang sudah menguning rusak.
Yang lebih parah lagi, tambah Kades Magepanda, padi yang sudah dipanen dan diisi dalam puluhan karung juga terendam air. Akibatnya, padi di dalam karung ini sudah tumbuh lagi seperti bibit kembali.
"Masalah padi yang terendam air ini saya sudah sampaikan ke Dinas Ketahanan Pangan. Kita tahun ini gagal panen bukan karena diserang hama tetapi kita diserang banjir," ungkap Kades Magepanda.
Anggota DPRD Sikka, Benediktus Lukas Radja mengatakan, Desa Magepanda merupakan desa lumbung padi yang ada di Kabupaten Sikka. Ia meminta ada perhatian dari pemerintah bagi petani yang mendapat musibah karena sawah mereka terendam banjir.
"Saya sudah lihat kondisinya. Padi yang sudah panen dan siap dipanen juga rusak semua akibat banjir ini. Saya minta pemerintah segera turun ke lokasi," ujar anggota DPRD Sikka ini. (GL/OL-10)
Ia mengatakan, panen raya di wilayah Sulsel ini merupakan rangkaian panen kuartal kedua.
Amalia menuturkan, pertumbuhan sektor pertanian itu disebabkan oleh subsektor tanaman pangan yang mencatatkan pertumbuhan 42,26% (yoy) lantaran adanya panen raya padi dan jagung.
PULUHAN siswa kelas 4, 5 dan 6 di SD Negeri Bangunsari, Dusun Kubangpari, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, melakukan panen raya padi organik.
KODIM 0723 Klaten melakukan panen raya padi di lahan demplot 2,2 hektare di Desa Tambongwetan, Klaten, Kamis (17/4). Panen raya ini dipimpin Dandim Letkol Inf Slamet Hardianto.
Puncaknya terjadi pada April, dengan panen raya yang menghasilkan 48.772 ton GKG atau setara 31.267 ton beras.
Untuk melindungi harga di tingkat petani, Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Bulog menetapkan harga pembelian gabah sebesar Rp6.500 per kilogram.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved