Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
ALUMNUS dan dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) membuat masker dengan membran ultrafiltrasi yang dapat dicuci dan dipakai berulang kali yang dinamai iimask.
"Kita buat masker ini sebagai alternatif bagi masyarakat menghadapi kelangkaan masker di pasaran," jelas anggota tim pengembang iimask, Tutik Sriani, Sabtu (18/4).
Membran ultrafiltrasi memiliki kerapatan pori kurang dari 100 nanometer sehingga dapat mencegah berbagai mikroorganisme, seperti bakteri dan virus masuk ke hidung dan mulut.
Baca juga: Pasien Positif Korona Sembuh di Jateng Lampaui yang Meninggal
Meskipun berpori-pori rapat, penguna tetap nyaman. Bahan yang digunakan tidak menimbulkan rasa panas maupun kesulitan bernafas.
Tutik mengembangkan iimask bersama dengan sang suami Gunawan Setia Prihandana dan dibantu oleh Dosen Teknik Mesin UGM Muslim Maharadika. Hadirnya iimask tidak hanya menjadi pilihan bagi masyarakat dalam memproteksi diri dari penularan virus corona.
"Insert membran ini bisa dipakai memberikan proteksi hingga 2 minggu," ungkap wanita yang fokus melakukan kajian di bidang membran ini.
Baca juga: Warga Desa Adat Yangbatu Bagikan Ribuan Botol Disinfektan
Lapisan membran yang dibuat juga bisa diaplikasikan ke berbagai masker kain yang dilengkapi dengan tempat memasukkan lapisan di dalamnya.
Tutik menjelaskan lapisan membran masker yang dia kembangkan bersifat hidrofobik atau tahan air sehingga mampu memenahan percikan droplet dari luar tidak masuk ke hidung atau mulut pengguna. Selain itu, masker juga dapat dicuci setelah pemakaian dan dapat dipakai lagi.
Baca juga: Gubernur NTT Keluarkan 8 Instruksi ini untuk Kepala Daerah
Membran iimask diproduksi secara mandiri di rumah Tutik yang berada di Plumbon, Sardonoharjo, Sleman. Sementara itu, pembuatan masker dilakukan dengan menggandeng penjahit lokal.
"Dalam sebulan kita bisa produksi sekitar 3.000 lembar insert," ujarnya.
Muslim Mahardika menambahkan, Fakultas Teknik UGM telah memesan sekitar 400 produk iimask. "Melalui program pengabdian masyarakat Fakultas Teknik UGM akan mengirimkan iimask ini ke relawan dan beberapa rumah sakit (di Yogyakarta)," pungkas dia. (X-15)
Kasus penyakit autoimun mengalami peningkatan setelah pandemi covid-19. Hal ini diungkapkan oleh seorang dokter spesialis penyakit dalam dan konsultan alergi imunologi
JUMLAH total kasus covid-19 di Jawa Barat, saat ini mencapai 427 kasus. Daerah dengan penjangkitan tertinggi ialah Kota Depok dengan 66 kasus, dan Kota Bandung sebanyak 63 kasus.
PEMERINTAH Kota Tasikmalaya terus berusaha melakukan antisipasi terkait lonjakan kasus Covid-19 yang kembali muncul di Jawa Barat.
Namun, pascapandemi kondisi perkembangan angka kemiskinan secara bertahap terus membaik.
Melalui Dinas Kesehatan, Kota Bandung kini memperkuat seluruh lini kesiapsiagaan demi melindungi warganya.
Masyarakat harus selalu waspada serta selalu menjaga pola hidup sehat bersih (PHBS).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved