Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Dosen UGM Ciptakan Masker Bermembran dan Bisa Dicuci

Ardi Teristi
18/4/2020 18:34
Dosen UGM Ciptakan Masker Bermembran dan Bisa Dicuci
Masker dengan membran ultrafiltrasi karya dosen dan alumni UGM(Dok ugm.ac.id)

ALUMNUS dan dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) membuat masker dengan membran ultrafiltrasi yang dapat dicuci dan dipakai berulang kali yang dinamai iimask.

"Kita buat masker ini sebagai alternatif bagi masyarakat menghadapi kelangkaan masker di pasaran," jelas anggota tim pengembang iimask, Tutik Sriani, Sabtu (18/4).

Membran ultrafiltrasi memiliki kerapatan pori kurang dari 100 nanometer sehingga dapat mencegah berbagai mikroorganisme, seperti bakteri dan virus masuk ke hidung dan mulut.

Baca juga: Pasien Positif Korona Sembuh di Jateng Lampaui yang Meninggal

Meskipun berpori-pori rapat, penguna tetap nyaman. Bahan yang digunakan tidak menimbulkan rasa panas maupun kesulitan bernafas.

Tutik mengembangkan iimask bersama dengan sang suami Gunawan Setia Prihandana dan dibantu oleh Dosen Teknik Mesin UGM Muslim Maharadika. Hadirnya iimask tidak hanya menjadi pilihan bagi masyarakat dalam memproteksi diri dari penularan virus corona.

"Insert membran ini bisa dipakai memberikan proteksi hingga 2 minggu," ungkap wanita yang fokus melakukan kajian di bidang membran ini.

Baca juga: Warga Desa Adat Yangbatu Bagikan Ribuan Botol Disinfektan

Lapisan membran yang dibuat juga bisa diaplikasikan ke berbagai masker kain yang dilengkapi dengan tempat memasukkan lapisan di dalamnya.

Tutik menjelaskan lapisan membran masker yang dia kembangkan bersifat hidrofobik atau tahan air sehingga mampu memenahan percikan droplet dari luar tidak masuk ke hidung atau mulut pengguna. Selain itu, masker juga dapat dicuci setelah pemakaian dan dapat dipakai lagi.

Baca juga: Gubernur NTT Keluarkan 8 Instruksi ini untuk Kepala Daerah

Membran iimask diproduksi secara mandiri di rumah Tutik yang berada di Plumbon, Sardonoharjo, Sleman. Sementara itu, pembuatan masker dilakukan dengan menggandeng penjahit lokal.

"Dalam sebulan kita bisa produksi sekitar 3.000 lembar insert," ujarnya.

Muslim Mahardika menambahkan, Fakultas Teknik UGM telah memesan sekitar 400 produk iimask. "Melalui program pengabdian masyarakat Fakultas Teknik UGM akan mengirimkan iimask ini ke relawan dan beberapa rumah sakit (di Yogyakarta)," pungkas dia. (X-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Henri Siagian
Berita Lainnya