Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Gubernur Bali Bentuk Tim untuk Pulihkan Bali dari Dampak Covid-19

Arnoldus Dhae
13/4/2020 23:20
Gubernur Bali Bentuk Tim untuk Pulihkan Bali dari Dampak Covid-19
Suasana di sebuah restoran di Seminyak, Bali(MI/Ramdani)

Gubernur Bali I Wayan Koster membentuk Tim Percepatan Pemulihan Ekonomi dan Pariwisata dari Dampak Covid-19 di Bali.
Koster optimistis dengan dibentuknya tim tersebut, pemulihan ekonomi dan pariwisata akan berjalan lebih cepat.

Wakil Gubernur Bali, Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace ditunjuk sebagai ketua.

Nantinya, tim akan memfokuskan perhatian pemulihan pada dua sektor, yakni pariwisata dan sektor ekonomi. UMKM, koperasi, sektor informal, dan pedagang kecil adalah fokus dari sektor ekonomi yang diberi perhatian.

Koster mengaku telah menetapkan kebijakan strategis bersama Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ada dua hal yang menjadi sorotannya, yakni dampak covid-19 terhadap masyarakat dan dunia usaha.

 "Terhadap masyarakat ini sedang dipetakan mana yang terdampak, berapa orang dan nantinya berbasis nama dan alamat jelas,". kata Koster di Denpasar, Senin (13/4).

Baca juga: Petani Bali Tetap Semangat Panen Padi di Tengah Pandemi Covid-19

Selain itu, lanjut Koster, dipetakan juga sumber yang digunakan mereka yang terdampak. "Pertama, akan dipetakan mereka yang telah menerima program Keluarga Harapan dari Kemensos," ujarnya.

Kedua, imbuh Koster, dipetakan juga masyarakat yang telah menerima program Kemensos berupa bantuan sosial atau Bansos.

"Ketiga dari Kemenaker yang dalam bentuk Kartu Pra kerja. Itu dari APBN. Ini sedang dihitung berapa kapasitasnya yang terjangkau untuk Bali. Nanti berapa kebutuhannya, maka kekurangannya diprogramkan dari daerah," jelas Koster.

Untuk program dari daerah, Koster membagi beberapa sumber pendanaan, yaitu pertama dari dana desa yang dikucurkan dari APBN. Kemudian dari dana desa adat yang bersumber dari APBD Bali. "Masing-masing desa adat diberi dana sebesar Rp300 juta," sambungnya.

Berikutnya, imbuh Koster, pihaknya akan menggunakan APBD provinsi untuk kebutuhan dasar sembako kalau masih diperlukan. "Ini sedang dihitung. Dalam waktu dekat akan selesai. Jangka panjang tiga bulan ke depan kita bisa mengatasi kebutuhan masyarakat yang terdampak. Siapa saja mereka? Di antaranya adalah sopir, tukang ojek, tukang parkir, pekerja yang di-PHK, tapi yang masuk kategori tidak mampu. Kita akan data," ujarnya.

Sementara untuk pariwisata, Koster memakai skema dari kementerian, yaitu KUR. "Berapa yang terjangkau KUR? Berapa yang terjangkau kebijakan restrukturisasi BI dan relaksasi usaha dari OJK. Yang tidak terjangkau, kita coba atasi dari skema Pemda," tambahnya.

Menurut Koster, dibentuknya tim ini agar Bali memiliki skema yang pasti ketika krisis akibat covid-19 sudah berakhir.

"Jadi, kita akan punya skema solid untuk diterapkan dan realistis diwujudkan. Kita akan lebih cepat bisa mengatasi dampak yang ditimbulkan ketika nanti covid-19 sudah selesai," tutur Koster.

Tim ini, lanjutnya, diminta untuk lebih fokus, lebih terarah, dan lebih tepat sasaran.

"Agar dampak terhadap perekonomian dapat kita kendalikan, sehingga tak terlalu buruk dampaknya. BI dan OJK juga akan membantu penuh pemulihan perekonoman Bali," pungkasnya. (OL-14)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bude
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik