Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

Lokasi Longsor tol Purbaleunyi tempat Pembuangan Limbah Pabrik

Depi Gunawan
12/2/2020 15:05
Lokasi Longsor tol Purbaleunyi tempat Pembuangan Limbah Pabrik
Lokasi longsor di Kampung Hegarmanah, Desa Sukatani, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat(MI/Depi )

LOKASI longsor dan pergerakan tanah di Kampung Hegarmanah, RT 03/04, Desa Sukatani, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat diduga menjadi tempat pembuangan limbah pabrik.

Warga setempat kerap menemukan mobil tangki yang berhenti dan membuang limbahnya di pinggir tol Purbaleunyi Km 118. Warga sudah berusaha mengejar pelaku pembuang limbah namun belum membuahkan hasil.

"Kalau tidak salah sudah delapan kali kepergok (buang limbah), tetapi pelakunya sampai saat ini belum ketangkap. Pas setiap saya ngejar ke tol, proses pembuangannya sudah beres," kata seorang warga, S Rahmat, Rabu (12/2)

Rahmat menduga, ada kerjasama antara supir tangki dengan oknum Jasa Marga sehingga limbah pabrik bisa dibuang di pinggir tol. "Soalnya kan kendaraan dilarang berhenti di tol, itu kan aneh. Apalagi di belakang mobil dikasih penanda jalan seolah-olah mobil sedang mogok, padahal lagi buang limbah di pinggir tol," ujarnya.

Menurut Rahmat, sudah sekitar 4 bulan dirinya tidak pernah lagi menemukan mobil tangki yang berhenti di tol untuk membuang limbah. Namun biasanya, lanjut dia, dugaan kasus pencemaran limbah pabrik itu dilakukan pada saat musim hujan.

"Kadang seminggu sekali, kadang seminggu dua kali. Waktunya enggak tentu tapi biasanya dilakukan pada tengah malam. Sekarang saya sudah lama tidak lagi melihat mobil yang buang limbah," tuturnya.

Rahmat mengaku sudah pernah protes dan mengadukan kasus ini agar ditindaklanjuti oleh Jasa Marga. "Pihak Jasa Marga hanya membuatkan plang imbauan. Tapi isi tulisannya salah, malah ditulis jangan buang sampah, bukan limbah," lanjutnya.

Atas kejadian ini, Rahmat menanggung kerugian materi seperti hasil panen sawah yang tak maksimal dan ratusan ekor ikan di kolamnya mati.

"Warna air limbahnya hitam pekat, baunya juga menyengat. Makanya banyak ikan di kolam jadi mati, tetapi sampai saat ini saya belum pernah terima ganti rugi, soalnya kan pelakunya sulit ketangkap," jelasnya. (OL-13)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya