Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
TERBATASNYA sumber daya manusia (SDM) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas, Jawa Tengah (Jateng), mendorong institusi setempat menguatkan peran keluarga dalam mitigasi bencana. Nantinya nantinya keluarga akan lebih mampu tanggap dan siap menanggulangi bencana, melalui program Keluarga Tangguh Bencana (Katana).
Kepala Seksi Pencegahan BPBD Banyumas Catur Hari Susilo mengatakan karena terbatasnya personel, maka BPBD Banyumas mendorong program Katana.
"Dalam program ini, keluarga menjadi basis dalam rangka mitigasi bencana maupun pada saat penanganan bencana. Peran keluarga ditingkatkan kemampuannya, sehingga mereka dapat menjadi keluarga yang tangguh," ujarnya pada Minggu (19/1).
Dijelaskan oleh Catur, pembentukan Katana tersebut berbarengan dengan dibentuknya desa tanggung bencana (Destana).
"Dalam beberapa tahun terakhir, BPBD Banyumas telah membentuk sebanyak 25 Destana. Untuk jumlah keluarganya, telah mencapai sebanyak 2.400 Katana. Ribuan keluarga itu telah memahami upaya mitigasi dan penanganan bencana," kata dia.
Pada tahun 2020, BPBD Banyumas berencana membuat dua Destana. Dari sinilah, nantinya terbentuk Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB).
baca juga: Tidak Ada Pengusiran, Warga Disabilitas Kembali ke Wyata Guna
"Kami juga berharap, pemerintah desa (Pemdes) dapat memanfaatkan dana desa untuk pembentukan Destana. Termasuk di dalamnya adalah pembelian peralatan penanganan bencana maupun peningkatkan keterampilan dalam mitigasi bencana," jelasnya. (OL-3)
Kecamatan Ile Ape merupakan salah satu kawasan ring satu atau kawasan terdekat dari Gunung Api Ile Ape (Lewotolok).
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) segera menetapkan status siaga bencana setelah Kabupaten Kolaka Timur dan Kota Kendari lebih dulu mengumumkan status siaga.
Penjabat Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Andriko Noto Susanto meminta seluruh kabupaten dan kota siaga bencana akibat curah hujan yang tinggi.
Masyarakat di Jawa Tengah (Jateng) bagian selatan, khususnya di Kabupaten Cilacap, Banyumas, dan Kebumen diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana dampak hujan lebat.
Kepala BPBD Tangsel Sutang Suprianto menyebut salah satu Langkah sederhana yang dapat masyarakat lakukan dengan mempersiapkan Tas Siaga Bencana (TSB).
Ajang IFRC ke-21 ini berlangsung pada 22-30 Oktober dan diikuti 26 tim rescue dari seluruh Indonesia sekaligus menjadikan kompetisi IFRC terbesar dan paling meriah sepanjang sejarah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved