Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Perusahaan Sawit Bantu Hutan Desa Senilai Rp49 Miliar

Siswantini Suryandari
05/12/2019 07:55
Perusahaan Sawit Bantu Hutan Desa Senilai Rp49 Miliar
Penandatanganan MoU antara Cargill dengan Lestari Capital untuk membantu Desa Nanga Lauk senilai Rp49 miliar, Rabu (4/12/2019).(MI/Siswantini Suryandari )

MASYARAKAT Desa Nanga Lauk di tepian Sungai Kapuas Hulu, Kalimantan Barat menerima bantuan dana sebesar Rp49 miliar dari perusahaan sawit Cargill.

Penyerahan bantuan ditandai dengan penandatanganan MoU antara Cargill dengan Lestari Capital dan mitra implementasinya, People Resources and Conservation Foundation (PRFC) Indonesia di Jakarta, Rabu (4/12/2019) sore. Penandatanganan MoU ini juga disaksikan oleh perwakilan dari Pemprov Kalimantan Barat, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta Kepala Desa Nanga Lauk, Rusman.

Richard Low, CEO Cargill Tropical Palm mengatakan dukungan pendanaan ini untuk 25 tahun ke depan, guna membangun program konservasi hutan di Desa Nanga Lauk.

Dana tersebut akan dikelola melalui Mekanisme Konservasi Komoditas Berkelanjutan (Sustainable Commodities Conservation Mechanism/SCCM).

"Melalui kemitraan dengan Lestari Capital, kami mengembangkan SCCM untuk mendukung dan melaksanakan program jangka panjang dengan aman dan baik. Sekaligus memperkokoh komitmen kami terhadap pelestarian hutan dan perlindungan hak-hak nasyarakat adat," kata Richard.
 
Adapun pemberian dana tidak dilakukan sekaligus, namun sepanjang 25 tahun ke depan sesuai dengan MoU. Dia menambahkan bahwa SCCM ini merupakan mekanisme konservasi pertama di industri kelapa sawit.

"Dan program hutan Desa Nanga Lauk adalah salah satu contoh yang baik bagaimana kami mengimplementasikan komitmen berkelanjutan dan ketaaan kami terhadap sertifikasi serta melindungi keanekaragaman hayati dan ekosistem di kehidupan masyarakat," tambahnya.

Kepala Desa Nanga Lauk, Rusman menambahkan bahwa warganya selama ini menjaga betul hutan desanya agar tidak merusak lingkungan. Diakuinya dengan adanya konservasi lingkungan, dan menjaga hutan tetap lestari, produksi madu hutan yang menjadi andalan warga desa terus bertambah.

"Ini benar-benar nyata. Produksi madu hutan kami pada 2016 sebesar 5 ton, kemudian 2018 menjadi 11 ton dan tahun ini 15 ton. Madu banyak dihasilkan karena kami menjaga hutan. Kumbang-kumbang ada tempat bernaung di hutan," ujar Rusman.

Madu hutan ini sudah diproduksi melalui koperasi dan telah dipasarkan. Ia menambahkan melalui program Rimbak Pakai Pengidup (hutan untuk kehidupan), masyarakat bisa menerima manfaat dari konservasi hutan.

baca juga:Rubicon Bupati Karanganyar Tuai Kontroversi

"Selain memancing dan membuat madu, hasil hutan juga untuk pangan dan perumahan," tambahnya. (OL-3)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik