Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
DELAPAN perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki kapasitas penanganan kebencanaan menggelar pertemuan selama dua hari di Universitas Islam Indonesia, Senin-Selasa (2-3/12/2019). Dalam pertemuan bertajuk Kickoff Meeting Erasmus+ ini akan membangun konsorsium kebencanaan yang diwujudkan dalam Building in Leading Disaster Reselience (BUILD).
"Nantinya Build akan berjalan tiga tahun ke depan, 2019-2022 dengan dana sekitar 1 juta Euro dari Erasmus +, lembaga yang didukung Uni Eropa," kata Wakil Rektor Universitas Islam Indonesia, Wiryono Raharjo, Selasa (3/12/2019).
Wakil Rektor Kemitraan dan Kewirausahaan, Universitas Islam Indonesia (UII) itu mengatakan konsorsium ini perlu dibentuk karena Indonesia memiliki kerentanan terhadap bencana yang tinggi dengan karakter kebencanaan di setiap daerahnya yang berbeda-beda.
Menurut dia, tujuan konsorsium itu untuk menguatkan jaringan antaruniversitas dan saling berbagi pengalaman serta pengetahuan mengenai kebencanaan.
"Penguatan kapasitas universitas dalam tim kerja untuk menangani kebencanaan," ujarnya
Kedelapan universitas itu tersebar di berbagai wilayah Indonesia ini adalah Universitas Andalas di Sumatera, Lambung Mangkurat di Kalimantan, Universitas Khairun di Maluku, Universitas Muhammadiyah Palu, President University, Universitas Ahmad Dahlan, UII, Universitas Surabaya, dan nanti akan didampingi oleh University of Gloucestershire Inggris dan Universitas Kopenhagen Denmark.
Sementara Nadine Sulkowski dari University of Gloucestershire Inggris mengatakan melalui Build ini tidak hanya menyelenggarakan kegiatan penanganan bencana, tetapi juga melaku penelitian kebencanaan dan pendidikan tanggap bencana. Sehingga, universitas akan memiliki kapasitas dalam menangani kebencanaan dengan kependidikan.
"Di antaranya dengan mengintegrasikan kurikulum pendidikan dengan penanganan kebencanaan. Sehingga menumbuhkan kesadaran akan adanya bencana," ujarnya.
Selain itu, melalui konsorsium Build, Nadine menyebut akan bisa saling berbagi informasi terkait kebencanaan.
baca juga: Bupati Aceh Selatan Tutup Usia di Singapura
"Bagaimana informasi itu bisa dibagi dengan cepat antaruniversitas sehingga bisa memberikan masukan ke pemerintah," tuturnya.
Ia menambahkan sejumlah universitas luar negeri yang mendampingi universitas dalam negeri merupakan universitas yang sudah berpengalaman menangani kebencanaan di berbagai belahan bumi. Universitas luar negeri ini akan berbagi pengalaman dalam menangani kebencanaan yang beraneka ragam. (OL-3)
SELAMA lima tahun terakhir, 2019-2023, terjadi bencana hidrometeorologi sebanyak 18.081 kejadian, sebanyak 25% di antaranya merupakan peristiwa bencana angin puting beliung.
Salah satu upaya mencegah dampak bencana ialah membentuk Desa Tangguh Bencana (Destana).
Direktur Pusat Krisis Kementerian Kesehatan, Dr Sumarjaya menyampaikan Indonesia mempunyai pengalaman berharga dalam menyiapkan tenaga kesehatan cadangan saat menghadapi Covid-19.
SLG memberikan informasi mengenai potensi bahaya gempa bumi dan tsunami di daerah pelaksanaan. BMKG juga membantu pemerintah daerah setempat dengan memberikan Peta Bahaya Tsunami di lokasi.
Sebelum terjadi bencana alam, yuks pelajari dulu apa yang harus dipersiapkan.
Hari ini diperingati sebagai hari Kesiapsiagaan Bencana. Yuk ketahui alasan dan cara memperingatinya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved