Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
PEMERINTAH diminta merespons lebih aktif hasil penelitian para pakar tentang kemungkinan terjadinya gempa besar yang dipicu aktivitas Sesar Lembang yang kini sudah memasuki fase pelepasan energi. Aktivitas sesar sepanjang 29 kilometer dari Lembang hingga Padalarang, Jawa Barat, bisa menghasilkan gempa berkekuatan 6,5 hingga 7 magnitudo.
Ketua DPRD Kabupaten Bandung Barat Rismanto mengatakan, pemerintah harus memberikan pemahaman poten-si gempa besar dari Sesar Lembang. Pasalnya, masih banyak masyarakat yang tidak tahu bahaya yang akan di-timbulkan dari bencana tersebut.
"Saya rasa warga Lembang pun masih banyak yang tidak tahu soal Sesar Lembang. Sudah ada bukti empiris jika sesar ini bergerak. LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) juga sudah punya data," katanya, kemarin.
Menurutnya, pemerintah daerah sudah melakukan langkah tepat dalam mewaspadai potensi gempa Sesar Lembang melalui penguatan kurikulum bencana, membentuk desa siaga bencana, pemasangan rambu-rambu, hingga simulasi gempa ke sekolah-sekolah. Namun, sejauh ini upaya tersebut kurang masif sehingga masih banyak masyarakat yang belum paham dan mengerti apa itu Sesar Lembang.
"Antara ancaman atau potensi bahaya dengan ikhtiar kita masih agak jauh, tetapi sudah ada. Saya rasa baiknya sosialisasi jangan hanya melibatkan pemerintah atau secara struktural dari RT, RW, dan desa, tapi juga harus melibatkan media massa, LSM, perguruan tinggi, dan peneliti," ucapnya.
Sosialisasi, lanjutnya, harus segera dilakukan dan tidak ditunda-tunda karena ancaman gempa Sesar Lembang tidak bisa diramalkan kapan akan terjadi. "Tidak boleh berlarut-larut karena bencana bisa kapan saja terjadi, sangat tidak terduga. Isu-isu lingkungan itu harus diangkat karena di sana (Sesar Lembang) banyak ancaman, saya lihat di Bandung Barat, masih serbaterbatas," tuturnya.
Prakiraan terjadinya gempa besar yang mengancam masyarakat akibat aktivitas Sesar Lembang antara lain pernah diungkapkan salah satu peneliti LIPI Mudrik R Daryono. Merespons ancaman gempa Sesar Lembang, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bandung Barat telah menyusun dokumen rencana dan konsep (renkon) yang difasilitasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
"Dokumen renkon ini berisi skenario yang harus dilakukan ketika gempa akibat Sesar Lembang terjadi. Nanti semuanya akan tergambarkan dalam dokumen renkon," kata Kepala Pelaksana BPBD Bandung Barat Duddy Prabowo.
Selain itu, BPBD juga sudah meng-anjurkan kepada masyarakat yang tinggal di sekitar Sesar Lembang agar membangun rumah dengan struktur bangunan yang kuat atau tahan gempa. (DG/N-1)
GEMPA bumi berkekuatan magnitudo 3,7 mengguncang Ruteng, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (9/8) pukul 08.21 Wita, tidak berpotensi tsunami.
Gempa ini terjadi akibat aktivitas deformasi batuan di dalam lempeng Indo-Australia yang tersubduksi ke bawah lempeng Eurasia.
Gunung Krasheninnikov di Kamchatka, Rusia, meletus untuk pertama kalinya sejak 1550, hanya beberapa hari setelah gempa bumi magnitudo 8,8.
BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat di wilayah pesisir untuk tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi gempa dan tsunami yang dapat terjadi kapan saja.
Gempa bumi di Kendal tersebut merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif, sehingga guncangan dirasakan di daerah Kendal.
Google berhasil mengubah lebih dari 2 miliar ponsel pintar Android menjadi jaringan peringatan dini gempa bumi yang efektif.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved