Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
MESKI sudah masuk musim hujan, sebagian pelanggan Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Raharja di wilayah Cimahi dan Bandung Barat mengeluhkan masih sulitnya memperoleh air bersih. Salah seorang pelanggan, Alex ,51, warga Ngamprah mengaku heran karena hingga saat ini pasokan air dari perusahaan daerah air minum (PDAM) Tirta Raharja masih tersendat. Padahal, hampir setiap hari sudah turun hujan.
"Saya heran, kenapa sudah turun hujan tapi air masih jarang mengalir. Kalau pun mengalir, paling hanya malam saja, itu pun volumenya sangat kecil," kata Alex, Minggu (1/12/2019).
Selama lebih dari tiga bulan, Alex kesulitan memperoleh air bersih. Untuk memenuhi kebutuhan, ia terpaksa harus menempuh perjalanan hingga ke kantor Perumda Tirta Raharja dengan membawa beberapa buah jerigen dari rumahnya.
"Sejak air bersih sulit didapat, saya terpaksa ambil ke kantor PDAM. Biar enggak bolak-balik, saya bawa jerigennya banyak," ujarnya.
Manajer Junior Humas dan Kesekretariatan Perumda Air Minum Tirta Raharja, Sri Hartati mengakui, belum adanya kenaikan sumber air baku di Sungai Cijanggel. Hal itu menjadi penyebab utama belum meratanya pasokan air ke tiap pelanggan.
"Biasanya, dari angka normal 180 liter perdetik, saat ini masih 60 liter per detik. Efek kemarau sejak Juni 2019 masih terasa, turunnya hujan mungkin membantu, namun belum signifikan," ungkapnya.
Dengan kondisi tersebut, kata Sri, wajar jika masih ada pelanggan yang kesulitan mendapat air bersih. Pihaknya pun belum bisa memastikan kapan penyaluran air kembali normal. Pasalnya, kondisi itu tergantung pada kondisi alam dan cuaca.
Untuk mengatasi kendala pasokan ke pelanggan, pihaknya mengoptimalkan penjadwalan rekayasa pendistribusian air, serta penanggulangan air bersih melalui mobilisasi tangki air.
"Kita juga membuka spot air gratis di Kantor Perumda Air Minum Tirta Raharja, baik untuk pelanggan maupun non pelanggan. Jika masyarakat membutuhkan air, kami bersama BPBD siap mendistribusikan ke wilayah terdampak," tuturnya.
baca juga: Guru Harus Ajarkan Pancasila Dengan Mengikuti Zaman
Pihaknya memperkirakan, akan terjadi peningkatan permintaan air menjelang Natal dan Tahun Baru. Untuk itu, saat ini pihaknya melakukan pembersihan saluran.
"Pasokan diusahakan sudah normal pada akhir bulan Desember atau jelang Natal dan Tahun Baru. Untuk saat ini, kami imbau pelanggan agar menggunakan air sesuai kebutuhan, tutup kran air jika tidak sedang digunakan," jelasnya. (OL-3)
BENCANA tanah longsor di Kampung Cipondok, Desa Pasanggrahan, Kasomalang, Subang, membuat pipa Perumda Air Minum Tirta Rangga (PDAM) Subang terputu
Warga sangat antusias dengan bantuan tersebut, karena sangat membutuhkan pasokan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
Pemkab Cianjur melalui Perumdam Tirta Mukti menyiapkan sebanyak 5.000 pemasangan sambungan air bersih gratis.
Kebocoran pipa PDAM di Wilayah Bandung Utara disebabkan oleh adanya pengeboran untuk infrastruktur sebuah hotel
Tidak hanya kebakaran TPA, krisis air bersih pun terjadi di musim kemarau tahun lalu, salah satunya di Kelurahan Argasunya. Pemkot Cirebon pun melakukan pemenuhan kebutuhan air bersih
Dia menambahkan sumber air bersih mulai berkurang dan muncul tenggelam. Warga juga harus berbagi air bersih dari mata air dengan warga dari desa lain, yakni Desa Cipelang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved