Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
PEMERINTAH Kabupaten Cianjur, Jawa Barat (Jabar), mengimbau ke setiap perangkat daerah pelayanan publik agar menyiapkan berbagai fasilitas bagi difabel.
"Sebetulnya, imbauan ini sudah kami layangkan ke setiap perangkat daerah, terutama yang fokus pada pelayanan. Seperti halnya di RSUD Sayang Cianjur, di sana sudah tersedia fasilitas-fasilitas bagi kalangan difabel. Dilaksanakan atau tidak imbauan ini, itu tergantung dari setiap perangkat daerah," kata Kepala Dinas Sosial Kabupaten Cianjur, Amad Mutawali, hari ini.
Sejauh ini, kata Amad, Pemerintah Kabupaten Cianjur melalui Dinas Sosial setempat, memprioritaskan bantuan bagi kalangan difabel. Di antaranya dengan memberikan bantuan kursi roda, alat bantu dengar, kaki dan tangan palsu, serta bantuan perlindungan sosial lainnya.
"Bantuan-bantuan ini rutin kami berikan yang anggarannya dialokasikan dari APBD Kabupaten Cianjur," tuturnya.
Jumlah difabel di Kabupaten Cianjur terdata sebanyak lebih kurang 200 ribu jiwa. Mereka tersebar di 34 panti-panti sosial.
"Mereka juga (difabel) masuk dalam komponen PKH (Program Keluarga Harapan). Jadi, pada prinsipnya kami maksimal membantu dan mengakomodir kalangan difabel ini," jelasnya.
Bagi para panti sosial yang menampung kalangan difabel, Pemkab Cianjur juga memberikan bantuan keuangan masing-masing sebesar Rp10 juta. Bantuan tersebut diharapkan bisa meningkatkan kondisi setiap panti untuk melayani kalangan disabilitas.
"Mudah-mudah bermanfaat," pungkasnya.
Anggota DPRD Kabupaten Cianjur, Atep Hermawan Permana, mengatakan sejauh pengamatan, untuk fasilitas-fasilitas layanan bagi kalangan difabel di Kabupaten Cianjur mulai memadai. Namun Atep tak memungkiri, hingga saat ini keberadaan fasilitas tersebut belum maksimal.
"Artinya, belum ada secara menyeluruh," kata legislator Fraksi Partai Golkar ini.
Saat ini DPRD justru sedang mendorong agar Pemkab Cianjur bisa menyediakan ruang berkreasj bagi difabel. Selama ini Atep mengamati di Kabupaten Cianjur belum terdapat fasilitas tersebut.
"Jadi tidak hanya ramah saja, tapi juga harus bisa mengakomodir untuk mengeksplorasi kalangan difabel berkreasi positif," pungkasnya. (OL-11)
Saat ini penggunaan CT Scan belum merata di seluruh rumah sakit Indonesia. Dari 3.200 RS yang ada di Indonesia, baru ada sekitar 1.500 CT Scan yang tersedia.
Seminar dan Workshop PERSI Wilayah Jawa Timur tahun ini bertema “Strategi Rumah Sakit untuk Bertahan di era Turbulensi JKN."
Produsen alat kesehatan (alkes) asal Tiongkok, Allmed Medical, akan membangun pabrik baru di lahan seluas 24,8 hektare di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang, Jawa Tengah.
Pemerintah terus mendorong penerapan TKDN dalam industri alat kesehatan. Langkah itu dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan industri nasional.
Menkes mengatakan perlu ada strategi agar barang-barang yang dibutuhkan masyarakat pada saat gawat darurat (emergency) dapat diproduksi secara domestik.
Prodia Group mengaku kebanjiran order, bahkan kewalahan memenuhi permintaan produksi pembuatan alat tes pemeriksaan kesehatan gratis.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved