Headline
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan
PULUHAN makam umum di Kampung Sukasari, Desa Mekarsari, Kabupaten Garut terpaksa direlokasi karena terjadi pergerakan tanah di wilayah itu. Ketua RW 04 Desa Mekarsari, Abdurrohim mengatakan pergerakan tanah yang terjadi di pemakaman, menyebabkan tanah terbelah dan menurun. Dari 24 makam, sudah 19 makam yang dipindahkan.
"Pemindahan dilakukan karena retakan akibat pergerakan tanah yang terus terjadi sejak satu minggu belakangan ini. Panjang retakan selama ini sudah mencapai 100 meter hingga memiliki lebar 10 centimeter sampai 30 centimeter. Tapi dalam kejadian tersebut mengancam 8 rumah warga yang berdekatan dengan pemakaman umum," kata Abdurrohim, Kamis (31/10).
Abdurrohim mengatakan, retakan tanah sudah terjadi sejak 2018. Dan sekarang pergerakannya semakin parah, membuat masyarakat berada di bawah tebing harus mengosongkan rumah mereka ketika jelang malam tiba.
"Kami sering kali meminta warga yang berada di bawah tebing harus tetap waspada, karena pergerakan tanah sudah semakin meluas. Jika terjadi hujan dipastikan longsor. Namun, berbagai upaya itu telah dilakukannya dengan penutupan lubang menggunakan pasir di kedalaman 5 meter," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Tubagus Agus Sofyan menjelaskan petugas langsung meminta warga tinggal di sekitar makam untuk pindah ke tempat yang lebih aman.
baca juga: Desa di NTT Butuh Jaringan Internet
"Kami meminta masyarakat tetap menigkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan. Terutama saat hujan turun sering kali terjadi longsor dan pergerakan tanah. Jadi ketika terjadi hujan itu, masyarakat supaya mengosongkan rumahnya untuk mewaspadai kejadian," kata Tubagus Agus. (OL-3)
INTENSITAS hujan tinggi menyebabkan pergerakan tanah yang melanda di Kampung Gunung Gagak, Desa Sukawangi, Kecamatan Singajaya, Kabupaten Garut, meluas.
Tanah bergerak di Purwakarta itu mengarah ke utara, sementara posisi jalan tol berada di arah sebaliknya.
Kepala PVMBG Priatin Hadi Wijaya mengatakan, dalam empat hari terakhir, area terdampak meluas hampir lima kali lipat, dari semula 2 hektare menjadi sekitar 10 hektare
Pergerakan tanah sudah makin meluas dan membuat kerusakan rumah bertambah. Tercatat ada 110 Kepala Keluarga (KK) atau 279 jiwa terdampak.
Selain puluhan rumah terdampak, pergerakan tanah ini juga merusak fasilitas umum, seperti masjid dan bahkan jalan akses kampung terputus.
Berdasarkan catatan sementara, sekitar 50 kepala keluarga atau lebih dari 150 jiwa terdampak langsung oleh bencana ini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved