Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Gubernur NTT Tegaskan Rencana Konservasi Pulau Komodo Jalan Terus

Palce Amalo
27/9/2019 18:27
Gubernur NTT Tegaskan Rencana Konservasi Pulau Komodo Jalan Terus
Dua ekor komodo berkeliaran di Pulau Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT.( ANT/Kornelis Kaha)

GUBERNUR Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat kembali menegaskan, rencana konservasi pulau Komodo di Taman Nasional Komodo (TNK) Kabupaten Manggarai Barat, tidak dapat dihentikan.

Untuk kepentingan konservasi, Pulau Komodo akan ditutup selama satu tahun. Wisatawan yang akan melihat satwa purba veranus komodoensis diarahkan ke pulau lainnya, seperti Rinca dan Padar.

"Kecuali Bapak Presiden suruh saya setop, saya akan setop. Kalau tidak, saya akan jalankan terus," kata Laiskodat kepada wartawan di Kupang, Jumat (27/9).

Sebagai kepala daerah, gubernur adalah perpanjangan tangan pemerintah pusat di daerah. Menurutnya, rencana konservasi Pulau Komodo sudah lama disampaikan kepada Presiden Joko Widodo.

"Kita mau membuat sebuah pulau konservasi yang indah dan bagus dan bermartabat di dunia ini," tambahnya.

Menurutnya, Pulau Komodo akan dirapikan menjadi pulau konservasi yang indah. Begitu juga masyarakat yang bermukim di Komodo ditangani agar kehidupan mereka menjadi lebih baik.


Baca juga: Menpar: Festival Tanjung Lesung Masuk Event Pariwisata Nasional


Terkait kajian tim bentukan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLKH), Viktor menegaskan pihaknya tetap menolak. Pasalnya, kajian tersebut tidak menjelaskan persoalan sesungguhnya yang terjadi di Pulau Komodo.

Sebelumnya, Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTT, Marius Jelamu, mengatakan, tim pengkaji datang ke NTT tanpa bertemu gubernur.

"Kelihatannya mereka sengaja tidak bertemu gubernur tetapi langsung ke Labuan Bajo, padahal kalau bertemu gubernur bisa menangkap isi dari rencana konservasi Pulau Komodo," ujarnya.

Mestinya, tim pengkaji juga berdiskusi dengan pelaku pariwisata di Manggarai Barat. Akibatnya tim lebih banyak dipengaruhi oleh situasi di lapangan.

"Padahal yang kita pikirkan ke depan itu tidak hanya 10-20 tahun, tapi 50-100 tahun," ujarnya.

Saat ini, sudah ribuan pohon di pulau itu ditebang, dan pencurian makanan komodo terutama rusa yang masih terus berlangsung. Selain itu di tengah pulau itu pernah ada sungai, namun penebangan pohon yang terus berlangsung mengakibatkan sungai mengering dan hilang. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik