Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
DEBIT air permukaan di perairan Jangari, Desa Bobojong, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, terus menyusut menyusul kemarau panjang hingga sekarang. Penyusutannya sudah mencapai kisaran 15 meter hingga 20 meter yang terjadi secara bertahap kurun 4 bulan terakhir.
"Debit air terus menyusut. Sekarang penyusutannya terjadi secara drastis," terang Ketua Kelompok Penggerak Pariwisata (Kompepar) Sapta Pesona Jangari, Hamdan, Jumat (27/9).
Penyusutan debit air di perairan Jangari tahun ini relatif lebih parah dibanding sebelumnya. Kondisi tersebut cukup berpengaruh terhadap ikan yang dibudidayakan melalui keramba jaring apung (KJA) maupun sektor pariwisata.
"Pengaruhnya pasti ada," tegas Hamdan.
Penyusutan debit air hampir setiap tahun terjadi saat memasuki kemarau. Namun Hamdan memprediksi debit air akan kembali normal beberapa bulan ke depan.
"Perkiraan sih awal tahun depan debit air bisa normal lagi. Biasanya yang terjadi seperti itu," tandas dia.
Kepala Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan Kabupaten Cianjur, Parwinia, menyebutkan fenomena upwelling biasanya terjadi saat intensitas curah hujan tinggi. Kondisi tersebut membuat endapan atau sedimentasi pakan di dasar air bermunculan ke permukaan yang membuat ikan kehabisan oksigen.
"Tapi kalau sekarang sih tidak terjadi seperti itu," kata Parwinia.
Namun kewaspadaan terhadap berbagai potensi yang bisa memicu kematian massal ikan terus dilakukan. Satu di antara pelibatan elemen masyarakat
yang mengawasi langsung di lapangan.
"Jadi kami punya yang namanya kelompok pengawas masyarakat (pokmawas). Itu merupakan bentukan dari provinsi. Di Jangari ada sekitar 4 Pokmaswas dan di selatan ada 6 Pokmaswas. Jadi mereka mengawasi sendiri di lapangan," imbuhnya.
Potensi perikanan air tawar di keramba jaring apung di Waduk Cirata terbilang cukup bagus. Dalam kondisi normal, kata dia, produksinya minimal bisa mencapai 80 ton dan maksimal 100 ton lebih per hari.
"Produksi ikan air tawar di Kabupaten Cianjur menempati posisi kedua nasional," kata dia.
Parwinia tak memungkiri tumbuh kembangkan eceng gondok di perairan Waduk Cirata bisa berdampak juga terhadap kondisi budi daya ikan air tawar. Setiap pekan kedua setiap bulan dilakukan aksi bersih-bersih eceng gondok.
"Kami libatkan masyarakat pelaku usaha di sana (Waduk Cirata), aparatur pemerintahan desa, serta aparatur pemerintahan kecamatan. Termasuk Dinas Lingkungan Hidup dan Satpol PP," terang Parwinia.
baca juga: Pemerintah Gencarkan Penggunaan Kendaraan Listrik
Sebetulnya eceng gondok bisa dikelola hingga menjadi produktif. Namun, kata dia, pengelolaan eceng gondok itu ranahnya pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH)
"Ada memang yang sudah dimanfaatkan di beberapa kecamatan. Tapi itu ranahnya DLH," tandas dia. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved