Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Sekolah Diminta Tiadakan Kegiatan Di Luar Kelas

Dwi Apriani
12/9/2019 12:26
Sekolah Diminta Tiadakan Kegiatan Di Luar Kelas
Dinas Pendidikan Provinsi Sumatra Selatan membagikan masker kepada para murid SMAN 20 Palembang, Kamis (12/9).(MI/Dwi Apriani )

DINAS Pendidikan Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) mengeluarkan instruksi baru terkait pekatnya kabut asap di wilayah itu. Setiap sekolah diminta untuk meniadakan kegiatan di luar kelas selama kabut asap menyelimuti daerah tersebut. Hal itu sebagai upaya mengantisipasi agar siswa tidak terkena dampak kabut asap yang dapat merusak kesehatan.

Kepala Dinas Pendidikan Sumsel, Widodo mengatakan beberapa waktu lalu pihaknya sudah mengeluarkan surat edaran terkait arahan untuk sekolah saat kabut asap pekat.

Namun hingga kini, hampir semua sekolah menengah atas (SMA) di Sumsel rata-rata masih melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan jam normal.

"Sejak Rabu (11/9), ada 4 sekolah yang mengambil kebijakan memundurkan jam masuk sekolah. Di antaranya, SMA Campur Sari Musi Rawas, SMA Megang Sakti Musi Rawas, SMA Simpang Semambang Musi Rawas dan SMA I Banyuasin II," jelas Widodo saat pembagian masker dan edukasi pencegahan dampak kabut asap di SMAN 20 Palembang, Kamis (12/8).

Kemudian pada Kamis (12/8), SMAN Pemulutan Barat Ogan Ilir dan SMAN 2 Air Sugihan OKI juga mengambil kebijakan memundurkan jam masuk belajar.

"Sekolah bisa memberikan tenggang waktu masuk sekolah bagi siswa hingga pukul 08.00 WIB jika memang kabut asap pekat pada pagi hari. Karena memang berdasar indikator kualitas udara di bawah pukul 08.00 WIB kurang sehat," tambahnya.

Ia mengatakan hampir semua sekolah masih menerapkan jam masuk belajar dengan jam normal, maka pihaknya mengeluarkan kebijakan baru. Widodo menjelaskan, pihaknya sudah mengeluarkan imbauan secara langsung kepada semua kepala sekolah untuk meniadakan kegiatan di luar kelas selama adanya kabut asap ini.

"Karena pekatnya kabut asap ini, saya sudah minta agar semua kepala sekolah meniadakan dulu sementara kegiatan di luar kelas. Seperti upacara, senam, kegiatan olahraga, kegiatan ekstrakurikuler dan sebagainya," jelasnya.

Diakuinya, hingga saat ini sudah cukup banyak sekolah yang sudah menerapkan kebijakan meniadakan aktivitas di luar kelas. Seperti di Musi Banyuasin, di antaranya SMA N 1 Lalan, SMAN 2 Lalan, SMA Hijratul Munawaroh, SMA IT Asyafiah, SMA Bina Pratama, SMA PGRI, dan SMA Mahmambul Ikhsan.

baca juga: Balai Karantina Musnahkan Bibit Jeruk dan Daging Beku

"Kita juga sudah melakukan edukasi ke sekolah-sekolah untuk bisa mengantisipasi agar tidak terkena penyakit akibat kabut asap. Kami juga minta agar setiap guru maupun siswa meng-update informasi mengenai kualitas udara di website BMKG. Sehingga jika memang kualitas udara semakin memburuk pada saat sedang belajar mengajar, maka sekolah bisa memulangkan siswa tapi dengan catatan siswa harus belajar mandiri di rumah," ucapnya.

Widodo menerangkan, imbauan dan arahan terkait kebijakan itu diprioritaskan untuk kabupaten kota yang terdampak kabut asap. Seperti di OKI, Ogan Ilir, Musi Banyuasin, Palembang, Musi Rawas, Pali dan sebagainya.

Selain itu, Pemprov Sumsel juga sudah melakukan pembagian masker untuk para siswa di sejumlah sekolah. Ia mengaku tidak semua siswa SMA di Sumsel bisa mendapatkan masker karena ketersediaan stok terbatas. Sementara catatan Disdik Sumsel, untuk pelajar SMA di Sumsel berjumlah sekitar 339 ribu orang.

"Karena itu, kami juga sudah meminta agar sekolah menyediakan masker dan membagikannya untuk siswa. Sekolah bisa menggunakan swadana menggunakan dana BOS untuk pengadaan masker. Juga untuk menyiagakan  UKS dengan perlengkapan seperti oksigen dan sebagainya," tutur dia.

Saat asap semakin pekat dan kualitas udara memburuk, lanjut Widodo, maka sekolah bisa mengambil kebijakan sekolah maya. Siswa dapat
memanfaatkan akses internet untuk belajar dan mengajar.

"Pemanfaatan alat pendidikan gadget untuk mengatasi kondisi jika kabut asap semakin parah. Siswa belajar di rumah tapi tetap dipantau oleh guru dengan terhubung ke akses internet juga," kata dia.

Selain edukasi kepada siswa mengenai dampak bahaya kabut asap, Widodo juga meminta agar para siswa dapat membantu memberikan penjelasan kepada orang tuanya agar tidak membakar lahan.

Sementara itu, Kepala SMA Negeri 20 Palembang, Rozali mengatakan, ada
sekitar 30 orang siswa di sekolahnya yang setiap hari harus melewati jalur sungai untuk bisa tiba ke sekolah tersebut. Karena kabut asap sangat pekat pada pagi hari, pihaknya sudah memberikan kelonggaran waktu masuk siswa hingga pukul 08.00 WIB.

"Kalau di hari biasa, kita beri kelonggaran masuk kelas hingga pukul 07.30 WIB. Namun karena kabut asap seperti ini kami sudah memberikan
kelonggaran hingga pukul 08.00 WIB," jelasnya.

Ia menuturkan, pihaknya pun sudah menyiagakan oksigen khusus di UKS. "Kami juga sudah koordinasi dengan puskesmas dan rumah sakit terdekat sebagai antisipasi jika terjadi hal yang tidak diinginkan," tandasnya. (OL-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik