Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Setoran BUM-Des Capai Rp2,5 Miliar

Liliek Dharmawan
22/8/2019 09:30
Setoran BUM-Des Capai Rp2,5 Miliar
Ilustrasi -- Obyek Wisata Gola Lawa Purbalingga, jawa Tengah(MI/Liliek Dharmawan)

KUCURAN dana desa yang dikelola baik tidak pernah sia-sia. Prinsip itulah yang diyakini Kepala Desa Serang, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, Sugito.

Sekarang, Pemerintah Desa Serang merasakannya. Setiap tahun pendapatan desa itu rata-rata bisa mencapai Rp2,5 miliar. Bahkan tahun ini angkanya ditargetkan mencapai Rp3 miliar-Rp3,5 miliar.

Apa rahasianya? "Kami mengoperasikan badan usaha milik desa sejak 2016. Setiap tahun, dari dana desa, kami salurkan sebagian untuk modal BUM-Des," cerita Sugito.

Hasilnya BUM-Des itu berdaya dan selalu mendatangkan keuntungan. "Modal awalnya Rp800 juta. Setelah itu, setiap tahun disuntik Rp200 juta," tambahnya.

BUM-Des menjalankan dua usaha, yakni pengelolaan air dan wisata. Untuk air, sudah ada 1.500 pelanggan yang mendapat pasokan air bersih. Sebagian pelanggan tercatat sebagai warga Kabupaten Pemalang, tetangga daerah. Salah satu wisata yang moncer ialah Desa Wisata Lembah Asri Serang.

Perkembangan wisata desa, ungkap Sugito, membuat warga yang merantau memilih kembali ke Serang. Sementara itu, warga yang semula hanya menanam sayur kini juga bisa membuka usaha dagang sebagai tambahan penghasilan.

"Stroberi yang banyak ditanam warga sekarang bisa dijual langsung ke pengunjung dengan harga Rp80 ribu per kilogram. Kalau ke tengkulak, hanya dihargai Rp30 ribu," lanjutnya.

Beberapa tahun terakhir, dana desa yang dikucurkan ke Desa Serang terus berkurang karena desa dan warganya dinilai semakin berdaya. Dana desa pun difokuskan ke pemberdayaan. "Kami menuju desa mandiri," tandas Sugito.

Bantuan pemprov

Demi mempercepat program pemberdayaan masyarakat, Pemerintah Provinsi Bangka Belitung ikut menyuntikkan dana bagi BUM-Des di wilayah mereka. Setiap BUM-Des mendapat bantuan Rp100 juta.

"Pada 2019 ini, sebanyak 169 desa mendapat bantuan modal BUM-Des. Dana diambil dari APBD provinsi, total sebesar Rp16,9 miliar," ungkap Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Yuliswan.

Ia mengungkapkan di Bangka Belitung ada 309 desa, dan 270 desa di antaranya sudah memiliki BUM-Des. "Membantu kemajuan desa juga menjadi kewajiban pemerintah provinsi. Kami juga ingin masyarakat di perdesaan dapat lebih sejahtera."

Di Cianjur, Jawa Barat, salah satu desa berstatus maju ialah Desa Cikondang, Kecamatan Cibeber. Sang Kepala Desa Yana Mulyana mengaku kemajuan dicapai karena pengelolaan keuangan diarahkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

"Dana desa sangat besar manfaatnya bagi pemerataan pembangunan di desa kami. Selama ini, dana desa lebih banyak kami manfaatkan untuk membangun infrastruktur desa," lanjutnya.

Hasilnya, dengan jalan yang mantap dan berkualitas, ekonomi warga pun meningkat. "Distribusi hasil bumi ke pasar jadi lancar. Roda perekonomian warga bisa berjalan baik," tandas Yana.

Sebaliknya, di Kabupaten Tasikmalaya, Cucu Rasman, warga Desa Mangkonjaya, Kecamatan Bojonggambir, masih mengeluhkan infrastruktur di desanya yang belum baik. "Padahal, sudah lima tahun, desa kami terus dapat kucuran dana desa. Ekonomi masyarakat kami juga belum bergerak maju," katanya.

Ia menyebut selain soal sumber daya manusia pengelola, anggaran yang ada kurang mencukupi. "Di Tasik, masih ada desa tertinggal meski jumlahnya telah menurun." (RF/BB/BK/AD/N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya