Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Palangka Raya kian Terkepung Asap, Penderita ISPA Bertambah

(SS/SL/PO/N-3)
26/7/2019 22:00
Palangka Raya kian Terkepung Asap, Penderita ISPA Bertambah
Masyarakat mengenakan masker sehingga mengganggu aktivitas masyarakat dan meningkatnya penderita infeksi saluran penafasan akut (ISPA).(MI/Susanto)

KABUT asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang menyelimuti Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), kian tebal. Ke­marin, kabut mulai terjadi sekitar pukul  06.00 WIB dan berakhir pukul 12.00 WIB.

Kondisi itu memaksa warga harus memakai masker saat beraktivitas di luar ruangan. 

Di sisi lain, untuk mengantisipasi penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)  akibat kepungan asap, sejumlah lembaga, seperti Palang Merah Indonesia Kalteng, membagikan  sebanyak 4.000 masker untuk warga Palangka Raya.

Warga Jalan Sapan, Palangka Raya, Hernila, 33, saat ditemui ketika mengantar anaknya, mengatakan mewajibkan putra-putri mereka menggunakan masker ketika berangkat sekolah dan beraktivitas di luar rumah.
“Kabut asap semakin tebal, terutama pada pagi hari. Sa­ya terpaksa mengharuskan anak-anak memakai masker,” ujarnya

Menurut Wakil Direktur Bidang Pendidikan dan Kemit-raan RSUD Dorrys Sylvanus Palangka Raya, Theodorus Sapta Atmaja, terjadi peningkatan jumlah pasien rawat jalan untuk penderita ISPA.

Menurut data, dari 1 sampai 25 Juli 2019, jumlah pasien rawat jalan untuk kasus ISPA sebanyak 32 orang. Angka ter­sebut meningkat jika diban­dingkan dengan Juli yang hanya 22 orang.  

“Kita khawatir peningkatan ini akibat dampak  dari kabut asap,” tuturnya.

Terpisah, Gubernur Jambi Fachrori Umar meminta ­Satgas Karhutla meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman karhutla yang mulai muncul di sejumlah wilayah ‘Bumi Sepu-cuk Jambi Sembilan Lurah’. 

“Secara umum masih aman dan terkendali. Namun, kita tidak boleh lengah. Jangan sampai bencana kabut asap kembali terulang di Jambi, seperti kejadian empat tahun lalu. Karena itu, tim satgas sampai ke jajaran terbawah bersama masyarakat senantiasa harus waspada dan berupaya mela­kukan pencegahan baik di lahan minrela, apalagi di kawasan gambut,” kata Fahrori.

Menurut catatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Sultan Thaha, Jambi, pada Kamis (25/7) sore sebanyak 24 titik panas (hotspot) dengan tingkat kepercayaan di atas 50% terdeteksi satelit muncul di lima wilayah ­ka­bu­­paten.

Kelima kabupaten tersebut ialah Sarolangun (14 titik), Tan­­jungjabung Barat (5 titik), Bungo dan Merangin masing-ma­­sing dua 2 titik, dan 1 titik di Kabupaten Tebo. (SS/SL/PO/N-3)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya