Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Ratusan Pohon Peneduh di Surakarta Rawan Tumbang 

Ferdinand
26/7/2019 17:34
Ratusan Pohon Peneduh di Surakarta Rawan Tumbang 
Petugas Dinas Lingkungan Hidup Kota Surakarta, Jawa Tengah, memangkas pohon peneduh di Jalan Slamet Riyadi, Selasa (23/7)(MI/FERDINAND)

PEMERINTAH Kota Surakarta, Jawa Tengah, melakukan inventarisasi kondisi pohon peneduh di sejumlah ruas jalan. Hasilnya, banyak di antara pohon tersebut yang masuk dalam kategori rawan tumbang.

"Jumlah persisnya saya lupa, ada ratusan. Mulai dari kategori rawan ringan, sedang, hingga berat," kata Kepala Bidang Pengendalian dan Pengelolaan Lingkungan, Dinas Lingkungan Hidup Kota Surakarta, Luluk Nurhayati, Jumat (26/7). 

Pohon peneduh rawan tumbang itu tersebar di Jalan Slamet Riyadi, Jalan MT. Haryono, Jalan Ki Hajar Dewantara, Jalan KH Masykur, Jalan Ir Sutami, Jalan Gajah Mada, Jalan Kapten Mulyadi, Jalan Ki Mangunsarkoro, dan Jalan Brigjen Sudiarto. 

Sebagai langkah pencegahan, untuk pohon yang masuk kategori rawan ringan dan sedang akan dilakukan pemangkasan dahan dan ranting. Hal itu dimaksudkan untuk mengurangi beban akar pohon. 

Baca juga: KLHK Siapkan 7.000 Bibit Pohon untuk Daerah Rawan Longsor NTT

Sementara, untuk rawan berat utamanya yang telah terdeteksi rawan mati akan ditebang. Namun, penebangan baru akan dilakukan setelah dilakukan penanaman pohon pengganti. 

Saat ini, lanjut Luluk, petugas Dinas Lingkungan Hidup Kota Surakarta masih terus melakukan inventarisasi. Salah satunya di Jalan Adi Sucipto, mulai dari pertigaan perumahan Fajar Indah hingga Tugu Makutho. 

Dari hasil inventarasisasi diketahui, selain usia dan ada satu faktor pemicu lain yang menyebabkan pohon peneduh itu rawan tumbang. Yaitu, perilaku masyarakat utamanya pelaku usaha di sekitar pohon peneduh. 

"Banyak yang sering membuang air bekas memasak, oli bekas, dan membakar sampah di sekitar pohon. Kalau terus-terusan lama-lama pohon akan mati," kata Luluk. (A-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya