Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Menjaga Air Tetap Mengalir ke Sawah

Cikwan Suwandi
25/7/2019 23:20
Menjaga Air Tetap Mengalir ke Sawah
Direktur Utama Perum Jasa Tirta II U. Saefudin Noer (kedua kiri) berbincang dengan petani disela-sela kegiatan sosialisasi mitigasi( ANTARA FOTO/M Ibnu)

U.Saefudin Noer mendatangi Desa Sarijaya, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Kamis (25/7). Direktur Utama Jasa Tirta II itu menemui dan berdialog dengan 200 petani dan warga di desa tersebut.

Kedatangan Saefudin sangat melegakan warga di tengah musim kemarau. Kepada para petani, Saefudin memastikan Jasa Tirta II akan terus menjaga pasokan air irigasi.

“Tujuan utama kami ialah menjamin agar petani bisa menanam dan menyemai secara bergantian sehingga bisa panen di musim kemarau. Di musim kering ini, kami memberlakukan piket pengaturan jadwal pemberian air atau gilir air. Di bawah pengelolaan Jasa Tirta II, air akan dapat dialirkan ke petani meski dalam kondisi kekeringan,” paparnya.

Ia menambahkan, sebagai langkah mitigasi kekeringan ekstrem, perusahaan yang dipimpinnya terus menata pengelolaan pasokan air Sungai Citarum dan fungsi Waduk Jatiluhur sebagai sumber air bagi masyarakat Jawa Barat bagian utara dan DKI Jakarta.

“Sebanyak 90% air waduk digelontorkan untuk mengairi irigasi di Kabupaten Karawang, Kabupaten Subang, Kabupaten Indramayu, dan Kabupaten/Kota Bekasi. Sisanya untuk air baku industri dan air minum di Jawa Barat dan sebagian DKI Jakarta,” tandasnya.

Di sisi lain, Perum Daerah Air Minum Tirta Mukti, Kabupaten Cianjur, memutuskan untuk mendistribusikan air bersih langsung ke Desa Cisalak, Cibeber. “Sebelumnya air bersih juga dikirim ke Sindangbarang dan Mande. Kami akan terus membantu warga yang alami krisis air bersih,” ungkap Dirut Tirta Mukti, Budi Karyawan.

Kabut asap
Sementara itu, dua wilayah di Tanah Air, Palangka Raya, Kalimantan Tengah dan Pekanbaru, Riau, mulai disesaki kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan, Kamis (25/7).

“Kami sudah meminta pihak sekolah, meminta anak didik untuk menggunakan masker penutup hidung. Saat ini kabut asap tipis akibat kebakaran hutan dan lahan sudah memasuki kota,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan Kalimantan Tengah, Slamet Winaryo.

Kabut asap juga dikeluhkan warga Kota Pekanbaru. “Kabut asap disertai bau menyengat kebakaran hutan dan lahan terasa sejak subuh. Kami harus mengenakan masker karena sangat menyesakkan dada,” ujar Rido, warga.
Upaya mengatasi kebakaran juga dilakukan Asia Pulp and Paper (APP) Sinar Mas. Melalui anak perusahaannya, PT Arara Abadi, perusahaan hutan tanaman industri terbesar di Asia Tenggara itu menerapkan sistem manajemen penanggulangan kebakaran hutan terintegrasi.

“Kami sudah lakukan ­evaluasi atas kegiatan ­pemadaman sebelumnya. Dari sana, kami aplikasikan ke sistem manajemen penanggulangan kebakaran yang terintegrasi,” kata juru bicara PT Arara, Deny Widjaya.

Saat ini, perusahaan menyi-agakan 862 orang untuk regu pemadam kebakaran, 505 personel masyarakat peduli api, 46 speedboat, 5 airboat, 24 drone, 4 helikopter water bombing.

Di Kalimantan Tengah, pemprov menurunkan 1.512 anggota satgas gabungan ke 100 desa dengan kerawanan ­karhutla sangat tinggi. “Mereka melakukan gerakan pencegahan di tengah masyarakat,” kata Gubernur Sugianto ­Sabran. (BB/RK/SS/YH/N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya