Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Pusat Kajian Kalinyamat Didirikan di Unisnu

Medcom.id
10/7/2019 22:50
Pusat Kajian Kalinyamat Didirikan di Unisnu
Pertemuan perwakilan Yayasan Darma Bhakti Lestari dengan jajaran Unisnu Jepara, Rabu (10/7).(Dok Yayasan Darma Bhakti Lestari)

YAYASAN Darma Bhakti Lestari menggandeng Universitas Islam Nahdlatul Ulama (Unisnu) Jepara, Jawa Tengah, untuk mendirikan Pusat Kajian Ratu Kalinyamat di Unisnu. Langkah ini menyusul usaha Yayasan Darma Bhakti Lestari bersama masyarakat Jepara yang mengusulkan gelar pahlawan nasional bagi Ratu Kalinyamat.
 
Perwakilan Yayasan Darma Bhakti Lestari, Edy Hidayat mengatakan setelah pendirian Pusat Kajian Ratu Kalinyamat disepakati, akan ditindaklanjuti dengan sejumlah program pendukung seperti Media Group goes to kampus dan pelatihan jurnalistik bagi mahasiswa.
 
"Lewat pendirian pusat kajian Ratu Kalinyamat, kami ingin Unisnu punya lembaga riset yang mendalami tentang Ratu Kalinyamat. Kami punya misi tidak sekadar pengajuan gelar pahlawan nasional," kata Edy di hadapan Rektor Unisnu Sa'dullah Assa'idi, Rabu (10/7).

Baca juga: Unisnu Naungi Pusat Kajian Ratu Kalinyamat

Dari tiga tokoh perempuan Jepara, Ratu Shima, Ratu Kalinyamat, dan RA Kartini,  Yayasan Darma Bhakti Lestari sengaja memilih Ratu Kalinyamat untuk dikaji lebih lanjut. Keputusan tersebut diambil karena semangat juang Ratu Kalinyamat dinilai patut jadi tauladan. Ratu Kalinyamat juga telah memberikan contoh dalam dunia kemaritiman.
 
"Sampai saat ini masyarakat Indonesia masih berkiblat ke darat, sementara negara kita ini negara maritim. Ratu Kalinyamat mengingatkan kita semua industri galangan kapal, kemudian mengirimkan pasukan beserta armadanya," jelas Edy.
 
Rektor Unisnu Sa'dullah Assa'idi menyambut baik kerja sama pendirian pusat kajian ini. Pihaknya berharap kerja sama lembaga yang dipimpinnya dengan Yayasan Darma Bhakti Lestari tidak hanya berlangsung setahun atau dua tahun. Tapi bisa terus berjalan berkesinambungan. "Saya setuju, tapi ada beberapa yang mesti dibicarakan lagi," ungkap Sa'dullah. (X-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Henri Siagian
Berita Lainnya