Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Di Selembar Kain Terentang Sejarah

(Teguh Nirwahyudi/N-1)
10/7/2019 23:00
Di Selembar Kain Terentang Sejarah
I Ketut Widiadnyana menunjukkan selembar songket yang dipenuhi goresan tanda tangan tokoh nasional(MI/TEGUH NIRWAHYUDI)

MENENUN songket menjadi pekerjaan turun temurun para perempuan di Kabupaten Jembrana, Bali.

I Ketut Widiadnyana, Ketua Kelompok Tenun Putri Mas, terusik hatinya untuk melestarikan kerajinan tangan yang terikat kuat dengan sejarah kerajaan itu abadi sepanjang masa.

“Saya ingin generasi sekarang tidak sekadar mengagumi, tetapi juga menggunakan songket,” kata Ketut di sanggarnya di Kecamatan Negara, Jumat (5/7).

Pria 43 tahun yang tinggal di Banjar Satria, Kelurahan Pendem, Jembrana, itu kini memimpin 52 orang anggota Kelompok Tenun Putri Mas. Kelompok yang sebagian besar anggotanya ibu rumah tangga itu punya tujuan mulia, yakni memberdayakan kaum perempuan, mengembangkan ekonomi kreatif, dan sudah barang tentu melestarikan songket.

Dalam menenun songket, menurut Ketut, kelompoknya masih mempertahankan motif asli Jembrana seperti bulan bintang, bedeg-bedegan, dan pala yuyu sebagai ciri khas.

Akan tetapi, untuk mengangkat citra songket di kalangan generasi masa kini, Putri Mas tidak menampik inovasi songket tanpa sambungan, songket batik alam, dan songket dengan pewarnaan alami. Ketiganya merupakan temuan unik, eksklusif, dan premium.

“Setiap produk punya nomor seri untuk menandakan orisinalitas. Produk kami sudah mengantongi sertifikat hak atas kekayaan intelektual (HAKI),” ujarnya berpromosi.

Pada Juli 2017, ketika Putri Mas mengikuti pameran di Korea Selatan, produk-produk inovatif tersebut memperoleh tanggapan positif dan antusiasme dari para pengunjung.

Beberapa bulan kemudian, Putri Mas lolos kurasi produk ekspor UMKM binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali. Untuk itu, Putri Mas menerima bantuan Program Sosial Bank Indonesia berupa ATBM songket tanpa sambungan dan set paket benang tenun sebesar Rp40 juta. Selain itu, Putri Mas mendapat pula bantuan ATBM tanpa sambungan, mesin jacquard, palette, kelos, hani, dan bak cuci senilai Rp150 juta.

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara ketika bertandang ke sanggar Putri Mas, Jumat (5/7), memuji songket-songket yang dihasilkan kelompok ini. “Kualitasnya bagus dan indah. Mudah-mudahan semakin laris di pasaran,” kata Mirza.

“Terima kasih sudah membantu dan membina kami. Kualitas dan kuantitas produk kami meningkat sejak dibina BI,” jawab Ketut dengan mata berbinar.

Ketut lantas menyodorkan spidol kepada Mirza agar membubuhkan nama dan tanda tangan di selembar songket. “Saya pajang kain ini. Suatu hari nanti semoga Pak Jokowi datang ke sini,” ungkap Ketut penuh harap.(Teguh Nirwahyudi/N-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya