Headline
Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan
Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah
MUSIM kering disambut hangat petani sayur di Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu. Selain panen yang melimpah, harga sayuran di wilayah itu meningkat dalam dua pekan terakhir.
“Peningkatan terjadi beberapa hari setelah Idul Fitri. Musim kemarau membuat harga tomat naik dari Rp2 ribu menjadi Rp5 ribu, cabai merah dari Rp10 ribu menjadi Rp50 ribu per kilogram, dan komoditas sayur lainnya juga naik dua kali lipat,” ungkap Aminudin, 42, petani di Desa Air Merah, Curup Tengah.
Kondisi ini berbeda dan saat puasa. Harga sayuran turun sehingga petani lesu. Semangat dan optimisme juga tetap terjaga di Jawa Timur meski kemarau belum berlalu. Padahal, di daerah ini sudah 24,6 ribu hektare sawah terdampak kekeringan, bahkan 983 hektare di antaranya sudah puso.
“Kekeringan dan gagal tanam tidak memengaruhi produksi padi di Jawa timur. Stok kami masih sangat besar, Jawa Timur masih surplus,” tutur Kepala Dinas Pertanian Hadi Sulistyo.
Luas tanaman padi di provinsi ini mencapai 1,9 juta hektare. Luas sawah terdampak hanya 1,32% dan yang puso 0,05%.
Kemarau juga membuat warga di dua dusun di Desa Larangan Tokol, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan, Jawa Timur, lebih guyub. Warga dari Dusun Taman dan Sumberanyar itu bersepakat menggalang dana untuk melakukan pengeboran air dan mengalirkannya lewat pipa bersama.
“Kami sepakat membiayai sendiri kebutuhan dana untuk pengeboran dan pemasangan pipa sebesar Rp230 juta. Warga sepakat patungan dan memberikan sumbangan yang adil,” ungkap Juhaini, tokoh warga.
Ribuan petani di Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, juga tidak mau berlama-lama merenungi dampak kemarau. “Kami bertekad segera menanam palawija karena tidak terlalu memerlukan banyak air,” tegas Ketua Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air Daerah Irigasi Susukan Gede, Cibeber, Rahmat Fauzi.
Saat ini kebanyakan petani memasuki musim panen padi. Hasilnya tidak maksimal karena kekurangan air. Setelah panen, 2.650 petani akan langsung beralih ke palawija.
Dari sejumlah daerah terus dilaporkan dampak kekeringan yang terus meluas. Sulitnya mendapatkan air bersih membuat warga di wilayah perdesaan di Pulau Bangka harus mengandalkan air dari lubang bekas tambang timah. “Kolong bekas tambah tidak pernah kering. Kami memanfaatkannya untuk mandi dan mencuci,” kata Suryani, warga. (MY/FL/MG/BB/RF/LD/DG/JS/MR/N-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved