Headline
Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan
Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah
TIGA instansi di Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Timur (NTT) diminta mulai melakukan langkah-langkah pencegahan penyakit akibat kekeringan. Penyakit yang mungkin muncul saat kemarau ialah diare dan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).
Tiga instansi yang segera mengantisipasi dua penyakit yang menjadi ancaman tertinggi di daerah itu ialah Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, dan Badan Penanggulangan Bencana Dae-rah (BPBD).
“Akibat kekeringan, terjadi kekurangan air sehingga muncul penyakit diare,” kata Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi di Kupang, Kamis (4/7).
Menurutnya, Dinas Kesehatan NTT sudah diinstruksikan untuk melakukan pencegahan terhadap dua penyakit itu. Dinas Sosial dan BPBD akan bersama-sama mencegah berbagai dampak yang ditimbulkan kekeringan.
Selain kekeringan, Josef juga mengingatkan tentang musim dingin yang sejak satu bulan terakhir melanda daerah itu. Suhu di sejumlah daerah, terutama di pegunungan, sempat turun hingga menyentuh 10 derajat Celsius, seperti di Kabupaten Manggarai. Kemarin, suhu di Kabupaten Manggarai dan Ngada berkisar 16-25 derajat Celsius. Suhu dingin juga berpotensi menyebabkan timbulnya berbagai penyakit.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan di sejumlah kabupaten di NTT tidak ada hujan lebih dari 61 hari. Daerah tersebut ialah Sikka, Lembata, Sumba Timur, Rote Ndao, Kota Kupang, dan Belu.
Masyarakat di daerah itu pun diimbau mewaspadai bencana kekeringan yang berdampak pada berkurangnya keterse-diaan air tanah, kebakaran hutan dan lahan, serta pengaruh terhadap tanaman pertanian, terutama sawah tadah hujan.
Selain NTT, berdasarkan hasil monitoring BMKG terkait hari tanpa hujan (HTH) hingga 30 Juni lalu terdapat potensi kekeringan meteorologis (iklim) di sebagian besar Jawa dan Bali dengan kriteria panjang hingga ekstrem.
Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal menyebutkan, dari hasil analisis teridentifikasi adanya potensi kekeringan meteorologis di sejumlah wilayah yang masuk kategori awas atau tidak hujan lebih dari 61 hari, juga prakiraan curah hujan rendah dalam 10 hari mendatang antara lain di Bekasi, Karawang, dan Indramayu (Jawa Barat), Karanganyar, Klaten, Magelang, Purworejo, Rembang, Semarang, dan Wonogiri (Jawa tengah), serta sebagian besar Jawa Timur.
Selain itu, Bantul, Gunung Kidul, Kulon Progo, dan Sleman di Daerah Istimewa Yogyakarta, Kabupaten Buleleng di Bali, serta Bima, Lombok Timur, Sumbawa, dan Sumbawa Timur di Nusa Tenggara Barat.
Di Jawa Barat, BPBD Kabupaten Majalengka bahkan telah menyiapkan suplai air bersih untuk ratusan desa yang berpotensi mengalami kekeringan.
Untuk ternak
Sementara itu, kekeringan yang melanda Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, memaksa para petani setempat memangkas tanaman padi mereka yang puso untuk dijadikan pakan ternak.
Menurut salah seorang petani di Desa Dermaji, Kecamatan Lumbir, Kasno, 57, tanaman padi pada sawah yang mengalami kekeringan baru berumur sekitar 1-2 bulan sehingga masih sangat membutuhkan air.
(Ind/PO/AU/UL/LD/RF/MR/CS/N-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved