Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Fenomena Embun Upas di TNBTS belum Berdampak Negatif

Bagus Suryo
20/6/2019 19:45
Fenomena Embun Upas di TNBTS belum Berdampak Negatif
Fenomena Embun Upas(MI/Bagus Suryo)

BALAI Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Kota Malang, Jawa Timur, menyatakan cuaca dingin ekstrem nol derajat Celcius yang memunculkan fenomena embun upas belum berdampak menurunkan kunjungan wisata.

"Pengunjung ke Gunung Bromo dan Gunung Semeru masih cukup antusias," tegas Kepala Sub Bagian Data Evaluasi Pelaporan dan Humas TNBTS, Syarif Hidayat, kepada Media Indonesia, Kamis (20/6).

Sejauh ini, lanjutnya, temuan fenomena embun pagi yang membeku sejak 16 Juni 2019 itu juga belum ada laporan berdampak negatif terhadap kesehatan pengunjung. Pantauan terkini, suhu udara saat pagi sampai sore 2 derajat Celcius sampai 12 derajat Celcius, sedangkan malam hari bisa 0 derajat Celcius.


Baca juga: Fenomena Embun Upas mulai Muncul di Kawasan Gunung Semeru


Dampak cuaca dingin ekstrem tersebut membekukan dedaunan dan rumput di kawasan Pananjakan, Gunung Bromo dan Ranupani, Gunung Semeru.

"Suhu untuk beberapa tempat pintu masuk dilaporkan bervariasi dari 2 derajat sampai 12 derajat Celcius. Indikasinya memang sudah memasuki musim kemarau dengan cuaca dingin dan berbeda dari hari-hari biasanya," tuturnya.

Kendati demikian, kunjungan wisata dinilai tetap bergairah. Data jumlah kunjungan pada Mei di Gunung Semeru dan Gunung Bromo mencapai 53.868 orang dengan rincian 52.120 pengunjung nusantara dan 1.748 pengunjung mancanegara.

Jumlah wisatawan itu menurun bila dibandingkan dengan bulan sama pada 2018 tercatat 56.358 orang terdiri atas 56.084 wisatawan Nusantara dan 2.274 wisatawan mancanegara. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya