Diisukan Kena Cacar Monyet, Tujuh Warga Terpapar Skabies

(BB/N-1)
11/6/2019 01:20
Diisukan Kena Cacar Monyet, Tujuh Warga Terpapar Skabies
alat pemindai panas tubuh mendeteksi berpotensi terjangkit virus cacar monyet (monkeypox). ANTARA FOTO/FB Anggoro/ama.( ANTARA FOTO/FB Anggoro)

SEBANYAK tujuh warga Kampung Riung Saung RT 04/02, Desa Neglasari, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur, yang sempat diduga terserang cacar monyet (monkeypox) dipastikan hanya terserang kudis.

Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur pun segera membentuk tim investigasi. Hasilnya, tujuh warga yang masih berusia anak-anak tersebut bukan mengalami cacar monyet, melainkan terjangkit skabies atau lebih dikenal kudis atau gudik.

“Informasi awalnya ada tujuh warga di Kecamatan Cidaun yang terserang cacar monyet. Informasi ini kami tindak lanjuti dengan menurunkan tim investigasi gabungan Dinkes dan Puskesmas Rawat Inap Cidaun berikut dokter,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Tresna Gumilar, Senin (10/6).

Investigasi dilakukan pada Selasa (4/6) pekan lalu. Berdasarkan hasil anamnesa ditemukan tanda dan gejala berupa gatal-gatal pada tangan dan kaki. Utamanya dirasakan pada malam hari lebih dari 1,5 bulan.

Terdapat juga beruntus berukur­an kecil, awal di sela-sela jari tangan yang menyebar ke tangan, kaki, dan alat kelamin. Sebagian beruntus kemudian membesar dan berisi nanah.

“Dari pemeriksaan fisik, ditemukan vesikel, pustula, dan krusta purulenta di telapak tangan, sela-sela jari tangan dan kaki, serta sebagian daerah genital. Dari hasil investigasi di lapangan, kami menyimpulkan bahwa penyakit itu bukan monkeypox. Ketujuh anak itu menderita skabies,” terang Tresna.

Diungkapkan enam dari tujuh penderita skabies itu merupakan santri di Pondok Pesantren Assyofa di wilayah tersebut. Sebelumnya, mereka juga pernah menderita penyakit serupa. Mereka pernah berobat ke puskesmas.

Sebagian sudah kembali sembuh dan sebagian lagi sudah sembuh, tetapi kambuh lagi, termasuk salah seorang anak dari tujuh anak yang menderita skabies kali ini.

Dia menuturkan, penyakit skabies lebih disebabkan masyarakat kurang menjaga kebersihan lingkungan. Ditemukan fakta, masyarakat setempat mengandalkan air sawah untuk kebutuhan mandi, mencuci, dan memasak.

Agar skabies tak mewabah, Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur bersama tim Puskesmas Rawat Inap Cidaun melakukan berbagai upaya. Selain menginvestigasi penderita, juga menelusuri warga lainnya serta melakukan pemeriksaan dan pengobatan. (BB/N-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya