Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Jamaah Al Muhdhor Gelar Salat Ied Lebih Awal

Antara
03/6/2019 10:38
Jamaah Al Muhdhor Gelar Salat Ied Lebih Awal
Ilustrasi(Antara)

PULUHAN jamaah Al Muhdlor yang tersebar di berbagai daerah sekitar Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur sudah melaksanakan salat Idul Fitri 1440 H pada Senin (3/6).

Bertempat di Masjid Nur Muhammad, Desa Wates, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung, para pengikut ajaran Habib Sayyid Ahmad bin Salim Al Muhdlor merayakan lebaran pertama mereka dengan menggelar kenduri bersama usai salat Ied yang dilakukan pada pukul 05.30 WIB.

Ritual salat Ied diimami langsung oleh Habib Hamid Bin Ahmad Al Muhdlor, pengasuh pondok pesantren yang juga putra almarhum Habib Sayyid Ahmad bin Salim Al Muhdlor dan diyakini memiliki garis turun langsung dengan Nabi Muhammad SAW.    

Menurut keterangan Habib Hamid Bin Ahmad Al Muhdlor, perayaan salat Ied lebih awal mereka lakukan setelah menjalani puasa Ramadan selama 30 hari penuh.    

"Kami melaksanakan puasa dua hari lebih awal dibanding umat Islam pada umumnya," kata Habib Hamid di Komplek Pondok Modern Al Khoiriyah, Senin (3/6).

Ia menegaskan pelaksanaan salat Ied maupun puasa Ramadan lebih awal itu bukan diputuskan sembarangan.    

"Sudah ada hitung-hitungannya berdasar petunjuk ahli Falaq. Keyakinan ini juga sudah diikuti jamaah Al Muhdlor sejak lama, sejak masa Habib Sayyid Ahmad bin Salim Al Muhdlor masih hidup," kata Habib Hamid.    

Namun, ia menegaskan bahwa dirinya dan para jamaah yang menggelar salat Ied awal tak berkenan diliput media.    

"Ibadah itu urusan yang sangat pribadi. Kami ingin menjalani ibadah dengan tenang dan tidak perlu menjadi sorotan yang nantinya justru memicu perdebatan di masyarakat karena kami menjalani ibadah salat Ied lebih awal dibanding umat Islam pada umumnya," ujarnya.

baca juga: Pembangunan MRT Fase II Dimulai di Taman Monas

Habib Hamid mengatakan, penganut ajaran Al Muhdlor tidak hanya ada di Tulungagung dan sekitarnya. Tapi juga tersebar di sejumlah daerah di Indonesia dan berjejaring hingga di Mesir, Timur Tengah.   

"Barometer kami (ajaran Al muhdlor) dari sana (Timur Tengah)," tegasnya.

Kendati berbeda aliran dalam hal pelaksanaan puasa dan Lebaran, tradisi yang dianut ajaran Al Muhdlor di Tulungagung lekat dengan tradisi Nahdliyyin. Hal itu sebagaimana diakui Habib Hamid yang menyatakan latar belakang Al Muhdlor berasal dari keluarga Nahdliyyin. Namun memang ada beberapa hal yang membuat mereka tidak selalu sama.    

"Perbedaan itu khilafiah, dan itu wajar dan diperbolehkan dalam Islam. Tidak perlu dipertentangkan," ujarnya.  (OL-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik