Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

Pelabuhan Panjang Siap Jadi Pusat Perdagangan Internasional

Eva Pardiana
27/3/2019 16:30
Pelabuhan Panjang Siap Jadi Pusat Perdagangan Internasional
Kapal Peti Kemas MV Balthasar Schulter yang dioperasikan oleh Sealand Maersk saat sandar di Terminal peti kemas Pelabuhan Panjang.(MI/Eva Pardiana)

KAPAL Peti Kemas MV Balthasar Schulter yang dioperasikan oleh Sealand Maersk sandar di Terminal peti kemas Pelabuhan Panjang. Kapal dengan panjang 261 meter dan kapasitas 4.250 TEUs ini merupakan kapal peti kemas terpanjang yang pernah sandar di dermaga yang dikelola PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Panjang.

Senior Vice Presiden Pelayanan Terminal PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Davit Sirait mengatakan sandarnya kapal dengan kapasitas besar yang melayani shipment Intern Asia dan longterm secara langsung dengan rute dari Panjang ke Kaohsiung (Taiwan), Busan (Korea), dan Shanghai (Tiongkok) membuktikan Lampung telah menjadi salah satu pusat perdagangan internasional.

"Impilkasi hadirnya kapal ini berarti pelabuhan panjang diakui oleh shipping line nomor satu di dunia dan rute ini membuktikan Lampung telah menjadi salah satu pusat perdagangan internasional," ujar Davit saat penyambutan kapal di pelabuhan setempat, Selasa (26/3).

Bersandarnya kapal dengan kapasitas besar di Pelabuhan Panjang menurut Davit mendorong pihaknya untuk terus meningkatkan performa operasional mulai dari gate hingga dermaga dengan digitalisasi dan optimisasi. Ia optimistis kapal-kapal besar lain akan meningkatkan ukuran kapal dengan direct call ke negara pembeli langsung tidak hanya Asia, tapi juga Amerika dan Eropa.

"Progres terbaru yang akan diterapkan auto gate system dan automatic tally system. Kapal besar ini memacu bagaimana kami meningkatkan performa layanan bongkar muat agar tidak lebih dari 24 jam sesuai best practice shipping line. Antisipasinya dengan menerapkan teknologi, infrastruktur,dan meningkatkan kualitas SDM," ujarnya.

Penggunaan kapal dengan kapasitas besar menurut Davit dapat menciptakan efisiensi biaya dan waktu. Dengan tidak perlu transit ke Singapura, efisiensi biaya minimal US$200-250 per 20 feet container. Sementara dari segi waktu, tidak perlu menghabiskan 2-3 minggu untuk menunggu kapal besar.

"Kalau lebih efisien, berarti cost lebih rendah, sehingga produk Lampung bisa bersaing dengan produk negara lain," katanya.

Country Manager Sealand Maersk Joshua menegaskan layanan baru yang mereka berikan akan mendukung perdagangan internasional tidak hanya untuk Provinsi Lampung, tetapi juga bagian selatan Sumatra.

"Rute ini mampu membawa lebih banyak ekspor dari Lampung dan Sumatra Bagian Selatan dengan peningkatan sekitar 167% dalam ruang kapal dan 46% peningkatan dalam kapasitas reefer dan pengurangan hingga 69% dalam waktu transit," papar Joshua.

Wali Kota Bandar Lampung Herman HN menilai hadirnya kapal berkapasitas besar ini memberikan keuntungan bagi pelaku UKM di Lampung yang mengekspor produknya melalui pelaku usaha besar.

Baca juga: Pelindo II: Seluruh Fasilitas Pelabuhan Aman

Diharapkan juga mampu meningkatkan keuntungan pelaku usaha sehingga berdampak pada kesejahteraan dan penyerapan tenaga kerja lebih banyak.

"Terima kasih kepada Kemenhub dan Bapak Presiden Joko Widodo yang mana program beliau benar-benar mamajukan perekonomian daerah, khususnya di Lampung. Ini tidak lain berkat Presiden yang memberi prioritas pada pembangunan infrastruktur dan konektivitas maritim ugar terwujud Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia," kata Herman. (A-1)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Henri Siagian
Berita Lainnya