Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
MINARAK Brantas Gas bersama komunitas Sidoarjo Positif memberikan pelatihan pembudidayaan lele kepada warga Desa Kedungbanteng, Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo.
Upaya pemberdayaan ekonomi warga itu diawali dengan seminar bertajuk Peningkatan Perekonomian Desa Melalui Budi Daya Lele di Desa Kedungbanteng, Rabu (20/3).
Seorang peternak lele dengan label Azura Farms, Jefri, 40, mengatakan membudidayakan lele lebih mudah dibandingkan jenis ikan lain, sebab bisa hidup di segala jenis kolam air. Lele bisa hidup di kolam tanah, kolam pondasi semen, bahkan dalam kolam terpal.
Ikan lele juga lebih tahan penyakit, berbeda dengan jenis ikan lain. Sebab ikan yang memiliki rambut seperti kumis itu dilapisi lendir di kulit tubuhnya.
"Memeliharanya lebih mudah, lalu tahan penyakit. Tentu saja biaya pemeliharaannya lebih murah biayanya," kata Jefri yang juga membuat olahan dari ikan lele.
Baca juga: Alat Perangsang Pertumbuhan Ikan Lele dari Unair
Di sisi lain, pangsa pasar ikan lele sangat luas dan permintaannya pun tinggi.
"Kebutuhan pasar lele sangat tinggi yaitu sekitar 23 ton per harinya dan saat ini hanya terpenuhi 10 ton saja," tuturnya.
Lele merupakan salah satu ikan paling populer di masyarakat Indonesia. Ikan ini bisa disajikan dengan berbagai kreasi di warung makan maupun restoran. Pun bisa dijadikan camilan ringan yang bisa dinikmati kapan saja.
"Maka warga desa ini bisa memanfaatkan lahan untuk membudidayakan lele dan meningkatkan perekonomian," sambungnya.
Salah satu peserta seminar, Haqi, berharap kegiatan budi daya lele bisa terealisasi di Desa Kedungbanteng. Kemudian, budi daya itu bisa berkembang menjadi inovasi dan olahan terbaru berbahan ikan lele.
"Saya senang dengan seminar ini. Sebab, akhirnya tahu, lele yang dulunya hanya digoreng jadi lauk, kini dapat diinovasikan sebagai makanan ringan atau camilan," kata Haqi.
Peserta seminar lain, Bayu, sangat berterima kasih karena bisa mendapatkan banyak pengetahuan soal budi daya lele yang belum banyak diketahui. Sebagai kaum muda, ia sangat antusias dengan kegiatan yang dijelaskan dalam seminar tersebut. Dia berharap, setelah ini akan ada praktik pelatihan budi daya lele di desanya.
Public Relation Manager Minarak Brantas Gas Arief Setyo Widodo menyatakan budi daya lele sangat baik untuk menunjang perekonomian desa melalui pemberdayaan masyarakat.
"Semoga kegiatan budi daya lele ini bermanfaat untuk masyarakat Desa Kedungbanteng," ungkap Arief.(OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved