Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PENELITI dari Balai Arkeologi Papua menjelaskan asal hiu Sentani menyusul penemuan beberapa ikan hiu oleh warga BTN Sosial Sentani di Kabupaten Jayapura, Papua, Selasa (19/3) pagi, setelah banjir melanda daerah itu.
Berkenaan dengan penemuan ikan hiu pascabanjir di Sentani yang menjadi viral di berbagai media sosial, peneliti senior dari Balai Arkeologi Papua Hari Suroto mengemukakan, pada masa lalu, Danau Sentani merupakan bagian dari laut yang menjorok ke darat.
"Bagian laut ini, sebelah utara berbatasan dengan Gunung Dafonsoro atau kini Cagar Alam Cycloops. Bagian laut ini terhubung oleh sungai dan mata air dari Cycloops," katanya.
Baca juga: Masyarakat Diminta Tinggalkan Kawasan Cycloop
Pergerakan lapisan bumi, IMBUH alumnus Universitas Udayana Bali itu, kemudian membuat air Danau Sentani yang semula asin menjadi tawar.
"Hiu yang merupakan ikan air asin kemudian beradaptasi dengan air danau dan air sungai atau sumber mata air tawar yang terhubung dengan Danau Sentani. Dalam perkembangannya hiu-hiu ini berubah menjadi ikan hiu air tawar," katanya.
Dia mengungkapkan bahwa bukti arkeologi menunjukkan adanya motif-motif ikan hiu di Situs Megalitik Tutari.
Selain itu, ia menambahkan, Suku Sentani yang tinggal di Pulau Asei menggambarkan ikan hiu pada lukisan kulit kayu.
Hari menuturkan memori Suku Sentani tentang ikan hiu, yang dikabarkan sempat menghilang dari Sentani dan terakhir ditangkap pada 1970-an, juga tertuang dalam lambang klub sepak bola kebanggaan Kabupaten Jayapura, Persidafon Dafonsoro. (OL-2)
Empat rekomendasi tersebut, pertama, ialah pengembalian kawasan hutan sesuai dengan fungsinya.
Pprogram rehabilitasi dan pembangunan sarana konservasi tanah dan air menjadi hal terpenting agar bencana serupa tidak kembali terulang
Kesepakatan ini menjadi pedoman bersama untuk kegiatan rehabilitasi kawasan pegunungan cyclops
Rencana perbaikan tanggul baru bisa dilakukan saat sudah musim kemaru.
Pemadaman listrik dilakukan karena banyak tiang mengalami roboh dan hanyut terbawa arus
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat korban meninggal dunia sebanyak 89 orang. Rinciannya, sebanyak 82 korban meninggal di Kabupaten Jayapura dan 7 korban meninggal di Ampera, Kota Jayapura
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved