Headline

Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.

Fokus

Isu parkir berkaitan dengan lalu lintas dan ketertiban kota.

Warga Sampit Geger Ada Beruang Masuk ke Permukiman

Antara
14/3/2019 21:30
Warga Sampit Geger Ada Beruang Masuk ke Permukiman
(Dok. MI)

WARGA di kawasan Jalan Mentaya Raya, Kelurahan Baamang Barat, Kecamatan Baamang, Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah digegerkan dan dibuat takut akibat seekor beruang masuk di pemukiman warga.

"Kami sedang berupaya melakukan pencarian serta memasang perangkap besi di sekitar lokasi beruang tersebut terlihat," kata Komandan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Pos Jaga Sampit, Muriansyah di Sampit, Kamis (14/3).

Dari keterangan warga yang sempat melihat beruang tersebut, satwa liar itu berwarna hitam dengan ukuran tubuhnya seukuran anjing dewasa.    

"Kejadian munculnya beruang itu terjadi pada Rabu (13/3). Saat ini Masih belum kami ketahui jenis beruang tersebut, namun jika dilihat dari ciri-ciri yang disampaikan warga, satwa dilindungi tersebut sepertinya beruang madu," jelas Muriansyah.

Baca juga: Proyek Arktik Rusia Perburuk Habitat Beruang Kutub

Untuk menangkap beruang tersebut, tim BKSDA Pos Jaga Sampit memasang perangkap yang terbuat dari besi dan diberi umpan buah cempedak.   "Mudah-mudahan beruang tersebut tertarik dengan umpan yang kami pasang di dalam perangkap, sehingga beruang itu bisa segera kita tangkap," ucapnya.

Muriansyah memperkirakan beruang tersebut saat ini masih berada di dalam semak-semak di sekitar permukiman tersebut. "Jika dilihat
dari kondisi lokasi yang sangat jauh dari hutan, mungkin beruang tersebut adalah peliharaan warga yang terlepas. Kalau beruang liar sangatlah kecil kemungkinannya," ucapnya.

Menurut Muriansyah, beruang madu saat ini mulai langka dan sangat sulit ditemukan. Beruang madu juga termasuk dalam kategori dilindungi karena satwa tersebut sudah hampir punah. Beruang madu memiliki ukuran kecil dibanding dengan beruang jenis lainnya.

Beruang madu memiliki cakar kuku yang tajam. Berkurangnya jumlah beruang di Kotawaringin Timur karena habitat aslinya yang sudah rusak dan membuat satwa dilindungi itu kesulitan mencari makan. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya