Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
STASIUN Meteorologi BMKG Cilacap, Jawa Tengah (Jateng), mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi di Samudra Hindia sebelah selatan Jateng dan DIY. Pasalnya, ketinggian gelombang diperkirakan bisa mencapai 4 meter dengan kecepatan angin maksimal 25 knot.
Pengamat cuaca BMKG Cilacap Feriharti Nugrohowati mengatakan ketinggian gelombang di pantai maksimal 2,5 meter dan di samudra mencapai 4 meter. Sedangkan kecepatan angin di pantai 20 knot dan di samudra 25 knot.
"Dengan kondisi seperti itu, kami meminta kepada seluruh pengguna jasa kelautan untuk berhati-hati. Sebab, cuaca di selatan perairan Jateng dan DIY kurang kondusif," jelas Feriharti, Kamis (7/3).
Baca juga: BMKG: Waspada Potensi Gelombang Tinggi Hingga Akhir Pekan
Menurutnya, cuaca buruk dipicu adanya dua tekanan rendah di Samudra Hindia barat daya Lampung dan Samudra Hindia selatan Banten. Di kedua titik, tekanan rendah mencapai 1.007 milibar.
Kondisi cuaca buruk tersebut diperkirakan masih akan terjadi hingga tiga hari mendatang.
"Kami mengimbau kepada nelayan yang masih melaut untuk tetap waspada. Sebab, dengan kondisi cuaca seperti itu, maka membahayakan bagi para nelayan terutama yang menggunakan perahu kecil," ungkapnya.(OL-5)
Cuaca ekstrem kembali berpotensi di tujuh daerah di Jawa Tengah yakni Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Wonosobo dan Bumiayu.
Pada pagi cuaca umumnya cerah-berawan, namun memasuki siang, sore hingga awal malam hujan ringan-sedang mengguyur tersebar tidak merata.
Pada 2025 ini, Pemprov Jateng telah memberikan beasiswa bagi anak tidak sekolah (ATS) sebanyak 1.100 anak putus sekolah atau rentan putus sekolah di SMA, SMK dan SLB.
Perempuan yang memiliki warung di Pantai Kertosari tersebut acap menghadapi terjangan air laut yang masuk ke warungnya. Terutama ketika air laut mulai pasang pagi atau siang hari.
Gelombang tinggi di perairan Jawa Tengah juga menjadi ancaman serius terhadap kegiatan pelayaran karena cukup berisiko tinggi.
Pada 2023, sektor manufaktur menjadi kontributor terbesar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), yakni sebesar 34,03%.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved