Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

Informasi BMKG Dinilai Kurang Valid

MI
01/3/2019 10:05
Informasi BMKG Dinilai Kurang Valid
(MI/Yose)

BADAN Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BMKG) dinilai tidak akurat menyampaikan informasi gempa bumi Solok Selatan, Sumatra Barat, kemarin. Pertama, terkait informasi soal episentrum yang berbeda dengan peta yang dibeberkan. Kedua, soal pusat (segmen) patahan sebagai episentrum gempa. Demikian disampaikan Koordinator Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Sumatra Barat, Ade Edward, kepada Media Indonesia, kemarin.

Terkait soal lokasi gempa, ungkap Ade, berjarak 5 detik dari kejadian gempa berkekuatan 5.6 SR yang terjadi pukul 06.27. BMKG mengeluarkan informasi bahwa gempa berpusat 38 km Timur Laut Pasaman (utara Sumatra Barat) Kedalam-annya 10 km. Kemudian dimutakhirkan pada pukul 07.18 WIB, dengan menyebutkan gempa bumi tersebut mengguncang wilayah Solok Selatan, dengan pusat 36 km arah timur laut Kota Padang Aro, Kabupaten Solok Selatan. Kedalamannya sama-sama 10 km. Kekuatan gempa juga dimutakhirkan menjadi 5.3 SR.

Sebelumnya Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono dalam rilisnya menyebutkan, gempa bumi yang terjadi di Kabupaten Solok Selatan ini, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, merupakan jenis gempa bumi tektonik kerak dangkal (shallow crustal earthquake) yang terjadi akibat aktivitas zona sesar Sumatra (Sumatra fault zone) tepatnya pada pertemuan segmen Suliti-Siulak (bagian patahan Sumatra).

Menurut Ade, episentrum gempa tersebut tidak masuk dari simpul patahan Sumatra. "Bagaimana mungkin bertemu dengan lintasan segmen Siulak dengan Suliti. Pusat gempa di Sungai Kunyit jauh di luar zona Patahan Sumatra," jelas Ade.

Peta patahan Sumatra, katanya, sudah jelas, bisa dilihat di buku karangan K. Sieh dan D Hilman Natawijaya dengan judul Neotectonic of Sumatran Fault, tahun 2000. Juga Peta Bahaya Gempa Bumi Provinsi Sumatra Barat, UNDP, SC-DRR, 2011. "Sebaiknya BMKG mengeluarkan rilis kegempaan memiliki rujukan kajian ilmiah yang valid," tandasnya. Terkait korban akibat gempa, BPBD Solok Selatan melaporkan, hingga pukul 12.00 WIB, menyebabkan 48 orang luka dan 343 rumah rusak.

Pergerakan tanah

Pegerakan tanah yang memunculkan tanah retak di wilayah Joho, Gedawung, Kecamatan Kismantoro, Kabupaten Wonogiri yang berlangsung sejak 21 Februari, mulai melanda permukiman. Lantai rumah milik Giyem mengalami retak sepanjang 15 meter dan muncul sumber air baru di luar rumah. "Kami terus memantau di lapangan dan telah membuat laporan ke Bupati Wonogiri, untuk mengambil langkah-langkah yang perlu, seperti evakuasi warga, dan juga kebutuhan logistik di pengungsian," kata Kepala BPBD Wonogiri, Bambang Haryanto, kemarin.

Menurut dia, saat cek di lapangan, yakni RT 03 RW 07 dan RT 02 RW 08 Dusun Joho, muncul retakan baru di atas mahkota tapal kuda sekitar 73 meter, dan bagian selatan lembah muncul retak membentuk tapak kuda sekitar 80 meter, dan bagian utara lembah juga muncul keretakan membentuk tapal kuda sepanjang 59 meter. (YH/WJ/N-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : PKL
Berita Lainnya