Headline
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
BANJIR yang melanda sejumlah kabupaten/kota di Sulawesi Selatan akhir Januari lalu, berdampak pada sektor pertanian.
Berdasarkan data sementara dari Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulsel, total areal padi yang ditetapkan puso sebesar 2.535 hektare.
Dari total areal tanaman yang puso itu, rata-rata yang paling tinggi berada di Kabupaten Soppeng, Jeneponto, Gowa, dan Pangkep.
"Ini data per 2 Februari lalu, yang puso 2.535 hektare. Rata-rata umur padi yang puso ini 1-3 minggu. Kalau sudah terendam bahkan sampai satu minggu, sudah tidak bisa (ditetapkan puso)," ungkap Fitriani, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulsel.
Selain itu katanya, masih ada sekitar 8.500 hektare yang masih proses peninjauan, sebelum ditetapkan puso atau tidak.
"Sebelum kami tetapkan itu puso, tanaman harus kami lihat dulu kondisinya, terutama pengakarannya. Kalau memang sudah tidak bisa, maka baru kita buatkan berita acara bahwa itu puso," jelas Fitriani.
Baca juga : MenPAN-RB Pastikan Pelayanan Publik Di Sulsel Berjalan Normal
Ia menegaskan, dari total 859 ribu hektare areal persawahan yang terendam sejak bencana banjir terjadi, tidak semua membuat tanaman puso.
"Itu karena khusus untuk tanaman yang sudah umur 4 minggu ke atas, sudah bagus ketahanannya," lanjut Fitriani.
Fitriani juga mengakui, untuk proses penyaluran bantuan benih harus ada berita acara dari lapangan, kemudian pemerintah daerah setempat mengusulkan untuk bisa dilakukan penanaman kembali.
"Setelah itu, Insha Allah kami akan minta persetujuan Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah, untuk menurunkan bantuan benih. Benih ini stoknya ada cadangan daerah dan benih cadangan nasional. Bupati harus bersurat ke gubernur, tidak boleh tidak. Semua harus lewati proses itu," tandasnya.
Sementara itu, Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah mengatakan, data tersebut belum final.
"Ini masih terus didata. Kita tidak bisa mengeluarkan data begitu saja terkait lahan rusak dan jumlah kerugiannya. Tetap ada prosedurnya. Jika semua lengkap, maka bantuan segera disalurkan," sebutnya.
Terkait jumlah lahan sementara yang disebut rusak, pemprov harus hati-hati untuk mengeluarkan anggaran, karena anggaran harus keluar sesuai peruntukannya.
"Apalagi inikan dana tanggap darurat. Tapi paling tidak, kita sudah beri dana bantuan sementara masing-masing Rp1 miliar untuk tiap kabupaten yang terdampak bencana," seru Nurdin.
Hanya saja, untuk bantuan lahan pertanian yang rusak akibat bencana banjir itu, Pemprov Sulsel sebut Nurdin, akan mengkomunikasikan dengan pemerintah pusat.
"Itu juga termasuk peternakan warga yang rusak, penggamtiannya juga menunggu data dan laporan," pungkas Nurdin. (OL-8)
Mou diteken antara Pemkab Bogor- Pemkab Jawa Barat (Jabar)- Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), dan Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA), di Pendopo Bupati Cianjur, Selasa (12/8).
Dari Pemkab Bogor, penandatanganan dilakukan langsung oleh Bupati Bogor Rudy Susmanto dan dari Provinsi Jabar oleh Gubernur Jabar Dedi Mulyadi atau KDM (Kang Dedi Mulyadi).
MENTERI Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno mengingatkan semua pihak untuk mewaspadai potensi banjir di wilayah Jabodetabek.
Untuk kota-kota besar di Indonesia, akan mengalami potensi berawan, berawan tebal, cerah berawan, hujan ringan, hujan sedang, hingga hujan disertai petir
KOTA Sukabumi, Jawa Barat, kembali diterjang bencana hidrometeorologi, Sabtu (9/8) malam.
BANJIR menerjang permukiman warga di wilayah Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Kota Depok,Jawa Barat, tepatnya di Perumahan Griya Alif.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved