Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Instalasi Pipa PDAM Kabupaten Malang Rawan Banjir dan Longsor

Bagus Suryo
27/1/2019 12:45
Instalasi Pipa PDAM Kabupaten Malang Rawan Banjir dan Longsor
(MI/Bagus Suryo)

PERUSAHAAN Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Malang, Jawa Timur, meningkatkan kewaspadaan dampak banjir dan tanah longsor yang memutus instalasi perpipaan saluran air minum.

Hal itu dilakukan mengingat selama puncak musim hujan Januari-Februari 2019 ditandai intensitas curah hujan tinggi. Dampak banjir, longsor, dan pohon tumbang berpotensi menjebol tandon air dan menerjang pipa PDAM.

"Urusan dengan alam termasuk bencana tidak bisa diprediksi. Kita terus berupaya meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan karena dampak musim hujan rawan memutus pipa dan menurunkan kualitas air," tegas Direktur Utama PDAM Kabupaten Malang Syamsul Hadi kepada Media Indonesia, Minggu (27/1).

Ia mengungkapkan, saat ini, yang paling rawan adalah pada intake atau bangunan yang berfungsi mengambil air baku dari sumber. Sebab sejumlah bangunan itu berada di lereng pegunungan dan perbukitan yang daerahnya masuk rawan bencana tanah longsor dan pohon tumbang.  

Baca juga: Banjir Rendam Ribuan Rumah di Eks-Karisedanan Pekalongan

Di Coban Rondo, Kecamatan Pujon, dulunya air baku sangat bening. Lokasi intake di tengah hutan berjarak sekitar 10 kilometer dari lahan pertanian.

Sekarang, bangunan air baku itu sudah semakin dekat dengan aktivitas pertanian setelah Perhutani bermitra dengan masyarakat. Hujan deras berdampak tanah longsor membawa material lumpur pasti berpengaruh pada kualitas air baku.

Bencana longsor juga pernah menimbun bak penampung air PDAM hingga rusak berat dan memutus saluran pipa ke pelanggan.

Kerawanan lainnya pada pipa PDAM di Kali Lesti, Kecamatan Poncokusumo. Saat debit air sungai meningkat, sangat rawan memutus instalasi pipa yang menyalurkan air permukaan di sungai setempat.

Sejauh ini, PDAM mengelola 56 titik sumber, yaitu 3 titik air permukaan, 39 mata air, dan 14 sumur dalam.

Sebagian besar lokasi sumber berada di daerah rawan bencana. Sedangkan warga yang mengandalkan air dari PDAM sebanyak 120.585 sambungan rumah dengan tingkat kehilangan air (Non Revenue Water/NRW) sebesar 20%.

Untuk mengantisipasi dampak bencana, pihaknya menyiagakan petugas khusus lapangan selama 24 jam. Mereka bertugas secara rutin mengecek bangunan tandon air, instalasi pipa, kualitas air, membersihkan sampah, dan mengeruk sedimen.

Selain memantau pelayanan melalui sistem teknologi informasi, juga ada petugas lapang yang terus bergerak mengecek instalasi PDAM.

"Menjaga kualitas air selama musim hujan itu kewajiban kami, selama ini menggunakan sistem gas klorin dan menerapkan teknologi sistem pasir lambat untuk menjernihkan air baku," pungkasnya. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya