Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
KABUPATEN Cianjur, Jawa Barat, berpeluang bisa membangun bandar udara dan pelabuhan laut. Bahkan di tingkat pemerintah pusat sudah dianggarkan dana untuk melakukan feasibility study (kajian).
"Pengajuan-pengajuan yang sifatnya fasilitas umum, seperti bandara atau pelabuhan, harus ada koordinasi dengan instansi di pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten," kata anggota Komisi V DPR, Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz, dalam kunjungan kerjanya di Cianjur, Selasa (22/1).
Fasilitas umum yang dimaksud legislator Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu di antaranya bandara dan pelabuhan laut. Eem mengaku sudah membahas peluang pembangunan bandara dan pelabuhan laut dengan Pemkab Cianjur.
"Peluangnya kemungkinan di Cianjur selatan. Pelabuhan kita memang sudah menganggarkan untuk kajiannya, sehingga (kita akan tau) layak atau tidak," tutur Eem.
Jika hasil kajian dinyatakan layak, lanjut Eem, akan mulai dibahas anggaran pembangunannya. Eem bakal mengawal anggaran kajian dan pembangunannya jika memang Pemkab Cianjur sepakat.
"Kami sih ingin bisa terwujud pembangunan bandara dan pelabuhan laut di Cianjur," tegasnya.
Baca juga: Sawah Rusak akibat Bencana tidak Pengaruhi Produksi Beras di Cianjur
Selama menjadi wakil rakyat di Senayan, tutur Eem, banyak program dari pemerintah pusat yang sudah dibawa untuk membantu pembangunan di Kabupaten Cianjur. Pembangunannya lebih diarahkan pada infrastruktur yang mengarah kepada pemberdayaan masyarakat.
"Cukup banyak program yang diluncurkan dari pusat untuk Kabupaten Cianjur. Rumah swadaya, infrastruktur jalan, irigasi, Bumdes, jembatan gantung, embung, dan lainnya. Program-program ini yang butuh sinergitas," pungkas Eem.
Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman, mengatakan secara geografis posisi Kabupaten Cianjur terbilang berada di daerah yang kurang menguntungkan. Utamanya menyangkut kondisi tingkat kemacetan.
"Kalau dalam istilah bahasa Sunda kacentet (terjepit). Dari Cianjur mau ke Jakarta di Bogor macet. Mau ke Bandung di Padalarang macet. Dari Cianjur mau ke Sukabumi di Gekbrong macet," terang Herman.
Kondisi tersebut diperparah dengan adanya jalan tol Cipularang. Kondisi perekonomian, utamanya di kawasan Cipanas, yang merupakan daerah wisata, tidak beranjak signifikan.
"Orang yang ke Cianjur segan karena dari berbagai lini macet. Mudah-mudahan dari pusat bisa membantu mencari solusinya," kata Herman.
Secara administratif Kabupaten Cianjur terbagi ke dalam 32 kecamatan serta 360 desa dan kelurahan dengan jumlah penduduk lebih kurang 2,2 juta jiwa. Luas wilayahnya mencapai 350.148 hektare.
"Wilayah Kabupaten Cianjur itu sangat luas. Terluas kedua di Jawa Barat setelah Kabupaten Sukabumi. Beda tipis dengan Kabupaten Sukabumi. Karena itu, berbagai bantuan dari pemerintah pusat melalui wakil rakyat yang ada di DPR sangat kami perlukan untuk membantu peningkatan pembangunan," pungkasnya. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved