Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Penanganan Citarum Harum Kurang Koordinasi

(BY/N-2)
16/1/2019 01:00
Penanganan Citarum Harum Kurang Koordinasi
(MI/Anggoro )

BURUKNYA koordinasi di antara berbagai pihak terkait dengan penanganan Sungai Citarum menjadi salah satu kendala yang harus segera diatasi. Jika tidak, besarnya anggaran yang digelontorkan pemerintah pusat akan sia-sia. Tidak ada dampak apa pun terhadap perbaikan su-ngai terkotor di dunia itu.

Hal itu diungkapkan Komandan Sektor 21 Satuan Tugas Citarum Kol Inf Yusep Sudrajat saat menghadiri evaluasi satu tahun program Citarum Harum di Bandung.

Acara itu dihadiri Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) yang juga menjabat Komandan Satgas Citarum, Pangdam III/Siliwangi selaku Wakil Dansatgas I Citarum Harum, dan Kapolda Jawa Barat Irjen Agung Budi Maryoto sekaligus Wakil Dansatgas II Citarum Harum.
Yusep mengatakan pihaknya cukup kesulitan ketika harus menjalankan tugas terkait dengan penataan ekosistem di sungai tersebut.

Meski memiliki sumber daya manusia cukup memadai, menurutnya TNI cukup kesulitan menghadapi berbagai persoalan yang dihadapi di lapangan.

“Dansatgas (Emil) kurang koordinasi, kurang ­komunikasi. Padahal kami harus mengatasi 80 ribu hektare lahan kritis dan sangat kritis,” kata Yusep.

Dia menjelaskan lahan-lahan yang harus difungsikan sebagai kawasan lindung itu kini dikuasai pemodal yang mampu memengaruhi masyarakat. Akibatnya, mereka memberdayakan ­masyarakat sekitar untuk mengelola la-han tersebut meski berdampak pada kerusakan lingkung-an. “Masyarakat dikasih ijon sehingga sulit,” tambahnya.

Dari 125 juta pohon keras yang harus ditanam untuk proses penghijauan, baru terealisasi sekitar 700 ribu pohon. Problem lainnya, hingga sekarang masyarakat masih membuang sampah di sungai karena minimnya tempat pembuangan sampah.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil membenarkan bahwa buruknya koordinasi menjadi salah satu faktor utama belum maksimalnya penanganan Sungai Citarum.

Oleh karena itu, dia berjanji akan merombak organisasi terkait dengan penanganan Sungai Citarum.

“Semua SK kita bongkar lagi. Nanti kita menyepakati ada daftar ulang, komitmen, SK baru, struktur organisasi baru. Insya Allah komunikasi akan lebih rutin, lebih diarahkan,” janji Kang Emil.

Sebagai bentuk realisasi dari perbaikan koordinasi tersebut, Emil mengusulkan agar dibentuk satu wilayah administrasi khusus di sepanjang Sungai Citarum. (BY/N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya