Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Cuaca Ekstrem masih Mengancam

Liliek Dharmawan
15/1/2019 04:30
Cuaca Ekstrem masih Mengancam
(ANTARA FOTO/Yusran Uccang)

CUACA ekstrem berpotensi melanda Banjarnegara, Jawa Tengah, hingga fenomena hujan es bisa saja terjadi, apalagi beberapa waktu lalu sempat terjadi di Sigaluh, Banjarnegara. Kepala Stasiun Geofisika BMKG Banjarnegara Setyoajie Prayoedhie meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan karena ada potensi cuaca ekstrem.

“ Beberapa yang perlu diwaspadai ialah hujan es serta ancaman bencana seperti longsor dan tanah bergerak serta angin kencang. Ada juga potensi hujan deras dan petir. Meski demikian, masyarakat harus tetap tenang, tetapi waspada,” kata Setyoajie, Senin (14/1).

Dikatakan oleh Setyoajie, hujan es bisa terjadi dan sifatnya lokal. Fenomena tersebut terjadi karena ada gangguan cuaca jangka pendek, yakni munculnya awan jenis cumulonimbus (Cb). Namun, es yang turun biasanya berukuran kecil.

Sebelumnya, Kepala Pelaksana Harian BPBD Banjarnegara Arief Rahman meminta kepada warga terutama yang berada di wilayah rawan bencana untuk terus waspada. “Apalagi, pada Januari, berdasarkan prakiraan dari BMKG, merupakan puncak musim penghujan,” tegasnya.

Bencana longsor kemarin juga masih terjadi di Kampung Andir, Desa Gudang Kahuripan, Kecamatan­ Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Material tanah longsor menjebol tembok rumah seorang warga meski tidak ada korban.

Emi Laelawati, 40, pemilik rumah mengatakan sebelumnya sudah ada tanda-tanda, soalnya terdengar tanah yang turun dari atas tebing. Tidak lama kemudian, terjadi longsor besar, kami segera berlari ke luar rumah,” ujar Emi Senin (14/1).

Kepala Desa Gudang Kahuripan, Agus Karyana, menyebutkan peristiwa longsor itu disebabkan guyuran hujan yang cukup lama. Tebing di belakang rumah korban tidak kuat menahan air sehingga akhirnya tanah mengalami longsor. Dia pun mengimbau warga agar meningkatkan kewaspadaan saat turun hujan sebab ada sekitar 10 rumah lainnya yang rawan terkena longsor.

Dana stimulan
Sebanyak 42 kepala keluarga yang rumahnya rusak akibat bencana angin puting beliung di Desa Muktijaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, merasa lega karena akan dibantu melalui dana stimulan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Karawang, Anyang Saehudin, menjelaskan bantuan itu diberikan sesuai dengan kerusakan rumah. Rumah yang mengalami rusak ringan akan diberikan dana stimulan sebesar Rp1,5 juta. Lalu, untuk rumah yang rusak sedang akan dibantu Rp2,5 juta. “Sedangkan rumah yang mengalami kerusakan­ berat sebesar Rp3,5 juta,” kata Anyang.

Ia menjelaskan bantuan itu akan diberikan pemerintah daerah pada anggaran per triwulan pertama APBD. “Saat ini kita masih menunggu surat keputusan (SK) bupati. Nanti anggarannya akan kita turunkan di triwulan pertama tahun ini,” pungkasnya.

Bantuan serupa juga disampaikan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil untuk perbaikan rumah warga Rancaekek yang diterjang angin puting beliung pada Jumat (11/1). Bantuan akan diberikan ketika pendataan jumlah kerusakan dan nilai kerugian sudah tuntas dihitung.

“Bagi yang atapnya (rumah) rusak, sekarang pakai terpal, akan dibantu. Nanti dihitung, mana yang kerusakan atapnya ringan, sedang, berat, nanti negara akan bantu,” kata Emil di hadapan korban puting beliung yang mengungsi di masjid. (Tim Media/N-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya