Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Pemkab Alokasikan Rp2 M untuk DBD

(JL/LD/AD/FL/N-3)
15/1/2019 04:15
 Pemkab Alokasikan Rp2 M untuk DBD
(ANTARA FOTO/Aprillio)

PEMERINTAH ­Kabupaten (Pemkab) dan DPRD Manggarai Barat (Mabar), Nusa Tenggara Timur, sepakat menyiapkan dana penanganan demam berdarah dengeu (DBD) sebesar Rp2 miliar. Dana sebesar itu untuk mengatasi kejadian luar biasa (KLB) DBD yang kini terjadi di sana.

“Anggarannya hampir Rp2 miliar karena kita melihat ini KLB DBD yang harus segera ditangani. Tidak bisa tunggu lama-lama,” ujar Ketua DPRD Kabupaten Mabar, Blasius Jeramun, di Labuan Bajo, Senin (14/1).

Sebelumnya Bupati Mabar Agustinus Ch Dula menetapkan status KLB DBD karena 17 warganya meninggal akibat DBD dan lebih dari 700 orang terserang DBD.

Lantaran itu, jelas Blasius, anggaran Rp2 miliar sudah diputuskan pada 8 Januari 2019, yang diambil dari pos dana tak terduga pada APBD Kabupaten Mabar 2019. Dengan siapnya anggaran diharapkan penanganannya cepat.

“Kita tidak mau main-main dengan kejadian ini. Kita harus cepat tanggap. Kalau penanganannya terhalang dana, ya, ini sudah kita siapkan,” tegas Blasius.

Saat ini tercatat 130 pasien DBD dirawat di RSU Pratama Komodo. Di Puskesmas Labuan Bajo terdapat 48 pasien DBD, belum lagi di puskesmas lainnya di Mabar.

Di Banyumas, Jawa Tengah, juga terjadi peningkatan kasus DBD. Hingga pekan lalu, ada 20 kasus DBD yang tersebar di sejumlah kecamatan, di antaranya Baturraden, Purwokerto Utara, Purwo-kerto Selatan, Patikraja, dan Karanglewas. Dinkes Banyumas meminta masyarakat untuk aktif dalam gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Hal senada diminta Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkung-an (P2KL) Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Dindin Fitriyadi.

Di Provinsi Bangka Belitung,  Gubernur Erzaldi Rosman Djohan juga menyatakan hal senada, Senin (14/1).

“Sekarang ini kita musim penghujan, waspadai perkembangan nyamuk karena banyak genangan air. Jaga kebersihan dan galakkan jumantik agar terhindar dari DBD,” pesan Erzaldi.

Tanaman anti-DBD
Maraknya penyakit DBD belakangan ini membuat ibu-ibu di Kelurahan Nginden, Kota Surabaya, Jawa Timur, kompak menggalakkan penanaman tumbuhan anti-DBD.

“Tumbuhan yang ditanam ini diletakkan di depan rumah warga sebagai pengusir nyamuk,” kata kader jemantik Kelurahan Nginden Surabaya Eka Sri Lestari di Surabaya, Senin (14/1).

Berbeda dengan biasanya mengusir nyamuk menggunakan obat nyamuk atau semprotan antinyamuk, warga Kelurahan RT 09/RW V Nginden, Sukolilo, memanfaatkan beberapa jenis tumbuhan herbal untuk mengusir nyamuk.

Ibu-ibu di Kelurahan Nginden kompak menggalakkan penanaman beberapa jenis tumbuhan seperti serai wangi, lavender, zodia, dan rosemary yang ampuh untuk mengusir nyamuk.

“Tumbuhan antinyamuk tersebut ditanam di dalam pot dan diletakkan di depan rumah sebagai antinyamuk. Mudah ditanam,” katanya.

Menurutnya, penanaman dilakukan untuk mencegah penyakit demam berdarah yang akhir-akhir ini banyak terjadi, bahkan merenggut nyawa, khususnya di musim penghujan seperti saat ini.

Selain dimanfaatkan untuk minuman dan tambahan makanan, tumbuhan serai wangi ternyata juga mampu meng-usir nyamuk dengan aroma wanginya yang tidak disukai nyamuk. Begitu juga dengan tumbuhan rosemary dan lavender.

Dengan menggalakkan penanaman tumbuhan anti-nyamuk ini diharapkan warga dapat terhindar dari penyakit demam berdarah melalui pemanfaatan tanaman herbal yang ada di sekitar lingkungan mereka. (JL/LD/AD/FL/N-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya