Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Banyak Info Soal Gunung Agung yang Menyesatkan

Arnoldus Dhae
27/12/2018 11:15
Banyak Info Soal Gunung Agung yang Menyesatkan
(MI/RUTA SURYANA)

DALAM dua tiga hari terakhir ini warga Bali terutama warga di 28 desa yang ada di Lereng Gunung Agung dibuat takut dengan berbagai informasi yang mengatakan jika Gunung Agung akan meletus. 

"Informasi bahwa Gunung akan meletus itu tidak benar. Berkali-kali kami mencoba menyampaikan kepada masyarakat bahwa informasi soal Gunung Agung harus keluar dari lembaga resmi seperti PVMBG atau minimal BPBD yang berhadapan langsung dengan kondisi riil di lapangan," ujar Kepala Bidang Tanggap Darurat dan Kegawatdaruratan BPBD Bali I Komang Edi, Kamis (27/12).

Menurutnya, banyak informasi yang berkembang di masyarakat terutama yang berasal dari media sosial sungguh menyesatkan dan membuat masyarakat takut. 

"Kita sangat menyayangkan hal ini," tambahnya.

Menurutnya, hasil koordinasi BPBD Bali dengan PVMBG terkait dengan kebenaran informasi tersebut mengatakan, hingga kini aktivitas Gunung api Agung masih pada di level III (Siaga). Bahkan hingga saat ini aktifitas vulkanik di kawah Gunung Agung belum mengalami peningkatan secara signifikan. 

"Bahkan, kemarin Menteri ESDM Ignasius Jonan mengunjungi Pos Pengamatan Gunung Api Agung, di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Karangasem. Pak Menteri ESDM bertanya langsung ke petugas terkait dan informasi resminya bahwa Gunung Agung kini dalam kondisi normal," ujarnya. 

 

Baca juga: Warga Diimbau tidak Percaya Tsunami Susulan

 

Saat ini status Gunung Agung masih berada di level III atau level siaga, termasuk zona berbahaya masih tetap sama seperti sebelumnya. Bahkan Menteri ESDM secara tegas mengatakan bahwa Bali masih sangat aman untuk dikunjungi wisatawan.

Sementara itu Kasubid Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur, Devy Kamil Syahbana mengatakan, volume lava di dalam kawah Gunung Agung masih sepertiga dari total volume kawah, dan saat ini aktifitas vulkanik Gunung Agung tengah memasuki proses Equilibrium atau fase stabilitas baru. 

Gempa tektonik 7.0 SR yang mengguncang Lombok yang diikuti oleh ratusan kali rentetan gempa susulan beberapa waktu lalu, memberikan dampak baik dan positif terhadap aktifitas vulkanik Gunung Agung. 

“Kalau kita lihat sejarah letusan Gunung Agung tahun 1963 silam, memang fase stabilitas baru Gunung Agung ini prosesnya tidak berlangsung dengan cepat. Di tahun 1963 dia butuh waktu hingga satu tahun untuk memasuki fase Equilibrium,” ungkapnya. 

Sampai saat ini masih terekam gempa-gempa vulkanaik dalam, vulkanik dangkal, dan tektonik jauh yang masih terekam seismometer di Pos Pantau dan itu berlangsung setiap enam jam.

Dari data, kata dia, erupsi terakhir terjadi sejak tanggal 27 Juli 2018. Namun sebenarnya, intrusi magmatik ke permukaan itu sampai saat ini masih ada. Namun harus diingat, yang menyebabkan terjadinya erupsi itu adalah adanya akumulasi gas.

Sementara saat proses akumulasi gas di dalam kawah Gunung Agung tengah berlangsung, tiba-tiba diguncang gempa tektonik di Lombok yang mengakibatkan gas yang tengah terakumulasi itu keluar dengan cepat, sehingga erupsi secara sefusif maupun eksplosif itu tidak terjadi. 

Untuk volume magma dalam kawah memang masih rendah sekali, namun sifatnya anomali yang bisa berubah setiap saat. (OL-3)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya