Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
TIADA yang lebih memerihkan hati selain menyaksikan sekumpulan bocah meratap di atas puing-puing rumah yang diluluhlantakkan gelombang tsunami di pesisir Banten dan Lampung pada Sabtu (22/12) malam. Mereka seakan telah kehilangan asa akibat bencana.
Namun, masa depan belum sepenuhnya sirna. Di tengah petaka yang melanda, hidup dan kehidupan harus tetap berjalan.
Duka dan nestapa pelan-pelan terlupakan, keceriaan pun kembali menjelang.
Itulah gambaran dalam diri anak-anak terdampak tsunami yang sementara menghuni tempat pengungsian di lapangan futsal Rancateureup, Labuan, Banten. Setelah beberapa hari dicekam kepanikan dan diimpit ketakutan, mereka sudah bisa kembali menyunggingkan senyum.
Menyaksikan itu, terasa ada sebuntal kelegaan yang menyeruak. Semangat dan harapan yang kembali membuncah inilah yang harus disambut seluruh anak bangsa.
Berat, sangat berat, beban yang mesti ditanggung para korban. Namun, kepedulian dan uluran bantuan dari banyak kalangan benar-benar menguatkan mereka. Simpati dan solidaritas dari sesama anak bangsa ialah energi guna membangkitkan kembali gairah dan semangat untuk bangkit melanjutkan kehidupan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved