Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
PEMERINTAH Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) mengusulkan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana serta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi untuk mendatangkan pesawat hujan buatan guna mengatasi kondisi kemarau ekstrem. Serta kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terus meluas di wilayah tersebut.
Luasan karhutla di Kalsel tercatat lebih 3.500 hektare dan sekitar 1.000 hektare merupakan areal lahan gambut.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel, Wahyudin Ujud, mengatakan pihaknya telah mengusulkan bantuan pesawat hujan buatan itu atau rekayasa cuaca untuk membantu mengatasi kemarau ekstrem.
Hingga kini kemarau yang melanda wilayah Kalsel menyebabkan terjadi kekeringan di sejumlah daerah. Demikian juga kondisi karhutla yang belum tertanggulangi memicu kabut asap yang mulai berdampak pada aktivitas masyarakat, kesehatan, dan ekonomi. Sebanyak tiga helikopter water bombing dan satu helikopter patroli sejak sebulan terakhir dikerahkan menangani karhutla di Kalsel, selain dukungan satgas darat Manggala Agni.
Data BPBD Kalsel menyebutkan sepanjang kemarau sejak Mei lalu lebih dari 3.500 hektare hutan dan lahan terbakar, dengan jumlah sebaran titik api mencapai 924 titik api. Dari 3.500 hektare luas kebakaran tersebut 30% di kawasan hutan dan 30% lainnya kurang lebih 1.000 hektare ialah lahan gambut.
Kasi Data dan informasi BMKG Kenten Palembang, Nandang Pangaribowo, membenarkan bahwa kondisi udara tidak sehat. "Masyarakat mohon mengurangi aktivitas di luar ruangan agar terhindar dari paparan asap," jelasnya.
Sementara itu, kebakaran hutan di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai berhasil dipadamkan. Hingga kini penyebab kebakaran belum diketahui. "Sejak semalam sudah padam," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan, Agus Mauludin.
Meski sudah padam, tim masih menemukan satu titik api baru di Batu Luhur. Adapun luas lahan yang terbakar mencapai 510 hektare. "Balai TNGC masih mendata kerusakan vegetasi."
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved