Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Penanganan Situasi Pasca Bencana Palu Berbeda Dengan Lombok

Dero Iqbal Mahendra
05/10/2018 18:01
Penanganan Situasi Pasca Bencana Palu Berbeda Dengan Lombok
(ANTARA FOTO/Wahyu Putro )

WAKIL Presiden Jusuf Kalla mengatakan karakteristik kondisi pasca bencana gempa dan tsunami di Palu berbeda dengan yang terjadi di wilayah Lombok. Menurut dirinya bencana di Lombok umumnya berdampak di pedesaan sedangkan di Palu wilayahnya lebih ke perkotaan sehingga penanganannya akan sedikit berbeda.

"Kalau Lombok di pedesaan sedangkan ini di perkotaan, jadi beda. Di perkotaan itu ada daerah yang padat sekali sedangkan di desa lahannya luas sehingga bisa diatur banyak hal, kalau ini kan kecil lahannya karena itu mungkin saja kita atur dibuat bertingkat," tutur Jusuf Kalla usai memimpin Rakor Penanganan Dampak Gempa dan Tsunami di Kantor Gubernur Sulawesi Barat, Jumat (5/10).

Jusuf Kalla juga mengatakan dengan karakteristik perkotaan membuat dengan hilangnya banyak hal membuat sejumlah masyarakat yang selamat pergi ke berbagai daerah lainnya baik ke Jawa, Balikpapan maupun Makasar misalnya. Sebab saat ini mereka tidak ada penghasilan sehingga hilang daya belinya.

Berbeda dengan yang terjadi di wilayah Lombok, meski terdampak bencana tetapi hasil ladang dan sayuran mereka tetap ada, tetapi kalau disini mereka kehilangan semuanya. Untuk itu menurut Jusuf Kalla perlu ada arus uang masuk, namun bukan dalam artian pemerintah memberian uang begitu saja kepada masyarakat untuk menciptakan arus uang.

"Harus ada arus masuk uang melalui rehabilitasi, yakni melalui pembangunan. Dimana kontraktor lokal akan mendapatkan uang dan rakyat pun akan mendapatkan penghasilan sehingga ekonomi berjalan secara cepat dan bersamaan baik itu pembangunan infrastruktur, listrik dan hal lainnya," tutur Jusuf Kalla.

Menurut Jusuf Kalla ketika proses tanggap darurat dan evakuasi selesai dengan kondisi listrik maupun infrastruktur kembali dibangun maka dirinya meyakini masyarakat akan kembali dengan sendirinya. Meski begitu dirinya pun membenarkan ada sejumlah wilayah yang memang perlu di relokasi ke wilayah yang baru.

"Itu nanti kewenangan dari Gubernur dan Walikota dan bukan pemerintah pusat, nanti Walikota yang akan menentukan di mana tempat yang cocok," terang Jusuf Kalla.

Berkaitan dengan proses evakuasi, Jusuf Kalla menekankan agar masyarakat juga perlu terlibat dan membantu sesama dalam mengevakuasi korban meninggal dunia jangan hanya bergantung kepada pemerintah. Jusuf Kalla pun meyakini mayarakat akan membantu dalam proses evakuasi.

"Soal evakuasi jangan hanya bergantung kepada pemerintah, masyarakat juga harus membantu dalam evakuasi. Dalam hukum islam juga kalau ada yang meninggal wajib semuanya membantu, jangan semuanya digantungkan kepada pemerintah, masyarakat juga harus turut serta. Saya yakin masyarakat akan membantu," ujar Jusuf Kalla.

Sedangkan terkait dengan bantuan luar negeri Jusuf Kalla menekankan pemerintah dalam hal ini tidak meminta bantuan, tetapi menerima jika memang ada yang mau memberikan batuan.

Untuk persoalan keamanan dan ketertiban Jusuf Kalla menegaskan saat ini di wilayah bencana Palu sudah ada hingga 6000 anggota tentara dan juga kepolisian. Menurutnya dengan jumlah itu sudah cukup mumpuni untuk menjaga ketertiban dan keamanan, meski jika kurang pun masih dapat ditambah jumlahnya sesuai dengan kebutuhan. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya