Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
PANGKALAN Udara TNI Angkatan Udara (AU) Sultan Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan, terpaksa menunda pemberangkatan pesawat bantuan menuju Palu, Sulawesi Tengah, sementara waktu, Senin (1/10).
Alasan Penundaan karena situasi di Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Palu, tidak terkandali. Warga eksodus meninggalkan Palu memenuhi bandara tersebut.
"Bandara Palu tidak memungkinkan bagi pesawat untuk lepas landas maupun mendarat. Karena warga memenuhi landasan. Mereka berebutan tempat ingin naik ke pesawat," kata Kepala Penerangan dan Perpustakaan Lanud Hasanuddin Mayor Heny Purwani.
Menurut Heny, pesawat Hercules yang sudah digunakan beberapa hari ini, sedianya mengantarkan tenaga medis dan bantuan logistik untuk korban gempa di Palu dan sekitarnya.
Pesawat itu juga untuk memuat relawan dan keluarga korban yang berencana ke lokasi bencana. Kemudian sebaliknya, pesawat Hercules yang kembali dari Palu digunakan untuk mengevakuasi para korban ke Makassar.
"Sayangnya, banyaknya orang berebutan naik ke pesawat menimbulkan kekacauan. Karena itu pemberangkatan pesawat kita tunda untuk sementara sampai situasi terkendali," seru Heny.
Pihak TNI AU berharap, masyarakat setempat agar mau mengerti, bersabar dan antre untuk mendapatkan tumpangan, mengingat kondisi yang belum memungkinkan.
Rencananya, hari ini, Lanud Hasanuddin merencanakan penerbangan enam kali pesawat pergi, dan pulang ke Palu. Namun sejauh ini baru terlaksana satu kali penerbangan.
"Pesawat yang terbang dari Makassar sejak pagi belum bisa meninggalkan Palu karena 'disandera' warga di bandara setempat," keluh Heny.
Sejak Minggu, ratusan korban gempa asal Sulteng dievakuasi dengan pesawat TNI AU ke Makassar. Korban yang terluka dirawat di tiga rumah sakit di Makassar, dan sebagiab menginap di Asrama Haji Sudiang. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved