Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
SELAIN membutuhkan pasokan makanan dan minuman. Warga yang masih bertahan di ratusan posko pengungsian di Palu, Sigi, dan Donggala mendesak pemerintah segera mendistribusikan bahan bakar minyak (BBM).
Pasalnya, hingga saat ini, pasokan BBM masih sangat terbatas. Akibatnya, mesin genset tidak bisa beroperasi.
Tidak hanya itu, kendaraan yang digunakan warga yang ingin mencari sanak keluarganya tidak bisa berjalan.
"Tidak bisa bergerak kami di sini. Kendaraan ada percuma namun tidak bisa digunakan karena tidak ada BBM-nya," aku warga Palu, Andi Ishak kepada Media Indonesia saat dihubungi melalui sambungan telepon dari Makassar, Senin (1/10).
Menurutnya, seluruh SPBU yang ada di dalam kota sudah habis dijarah warga, hasil jarahan itu pun sudah hampir habis.
"Sudah mau habis ini hanya untuk genset. Kalau tidak begitu, tidak bisa dapat aliran listrik kami di sini," imbuh Andi.
Pasokan BBM ke Palu, Donggala, dan Sigi memang semakin sulit terlebih setelah terminal yang menjadi satu-satunya penyuplai BBM yang berpusat di Donggala hancur pascadihantam gempa dan tsunami.
Sedangkan pasokan dari kabupaten tetangga yakni Poso, Parigi Moutong, Tolitoli, dan Buol sangat terbatas.
"Kami masih menunggu bantuan lagi. Karena stok yang dibagikan kemarin tidak sampai di kami," tandas warga Sigi, Muhammad Fitrah. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved