Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
KEBAKARAN hutan dan lahan yang masih terus terjadi di Sumatra Selatan sangat memerlukan upaya pemadaman yang serius. Selain pemadaman oleh satuan tugas darat, efektivitas pemadaman selama ini dibantu dari udara melalui waterbombing (pengeboman air). Sayang, pemadaman karhutla di Sumatra Selatan melalui udara terpaksa dihentikan.
Hal itu terjadi sejak 30 September, kemarin. Kepala Posko Media Penanganan Karhutla Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumsel, Ansori, mengatakan saat ini di Sumsel tersedia 10 helikopter untuk pemadaman karhutla. "Benar (disetop operasional pemadaman via helikopter). Sementara itu, masih menunggu evaluasi dari BNPB. Kalau helikopternya saat ini masih standby semua di sini (Palembang)," jelasnya.
Ia menerangkan penghentian operasional sudah terjadi sejak 30 September dan hingga batas yang belum ditentukan. "Tapi, kita juga belum tahu jika nantinya helikopter ini operasionalnya untuk pemadaman karhutla dihentikan. Semua tergantung hasil evaluasi," ucapnya.
Kendati demikian, imbuh Ansori, pihaknya tetap fokus menangani karhutla melalui pemadaman darat. Tim darat yang terdiri atas TNI, BPBD, Manggala Agni, dan sebagainya tetap konsisten dan maksimalkan upaya pemadaman api.
Di Kalimantan Selatan, kabut asap dampak dari karhutla mulai mengganggu penerbangan di Bandara Syamsudin Noor, Banjarbaru. Sejak empat hari terakhir pihak otoritas Bandara Syamsudin Noor terpaksa meniadakan penerbangan pagi hari.
Kabut asap tidak hanya mengganggu aktivitas dan kesehatan masyarakat, tetapi juga lalu lintas di jalan raya, bahkan penerbangan akibat jarak pandang yang pendek terhalang kabut. Ribuan warga di Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru dilaporkan mulai mengalami gangguan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
Pihak otoritas Bandara Syamsudin Noor terpaksa meniadakan penerbangan pagi hari karena kabut sangat pekat. Setiap hari ada tujuh penerbangan ke berbagai tujuan dari Syamsudin Noor harus diundur beberapa jam menunggu kabut asap menipis dan jarak pandang kembali normal di atas 800 meter.
"Kabut asap semakin parah dan mulai mengganggu kesehatan warga serta aktivitas penerbangan," ungkap Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kalsel, Wahyudin Ujud, kemarin.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved