Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
PERGERAKAN Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) mendesak lima anggota Polres Tasikmalaya dipecat tidak hormat, terkait dengan aksi ala koboi anggota polisi setempat pada peringatan Hari Tani Indonesia (HTI) di Bukit Kecapi, Desa Tanjungkarang, Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Dua warga, Andi Wahyudin dan Cecep Fatruzaman, ditembak bagian kakinya tanpa alasan jelas.
"Kami, PMII di Priangan Timur mendesak lima oknum polisi berinisial F, D, T, K, dan T yang menembak aktivis mahasiswa bernama Andi Wahyudin, dan Sekretaris Desa Cecep Fatruzaman, agar dipecat karena melakukan penembakan tanpa prosedur," tegas koordinator aksi dan juga pengurus LBH PMII, Zamzam Nurtazam, kemarin.
Kejadian bermula saat kedua korban dituduh mencuri mobil Xenia. Keduanya seusai mengantar tamu dari Bandara Wiriadinata, Kota Tasikmalaya, ke lokasi acara HTI. Kendaraan yang ditumpangi korban bersama Sekdes dihadang di sebuah Bukit Kecapi oleh pelaku.
"Korban dihadang oleh 7 orang menggunakan mobil dan motor. Sudah dijelaskan bahwa korban sebagai panitia kegiatan HTI yang digelar di Cigalontang bersama 25 orang negara asing. Korban dituduh mencuri kendaraan dan main tembak saja," ujarnya.
Kapolres Tasikmalaya AKB Anton Sujarwo membenarkan peristiwa tersebut. Penembakan diakui salah prosedur dan tidak sesuai dengan SOP. "Saya siap dicopot dan bertanggung jawab atas lima anggota kami yang tidak sesuai SOP," ujar Anton.
Pihaknya, jelas Anton, juga akan mengobati korban hingga sembuh. Selain itu, tetap memproses secara hukum tindakan kelima anggotanya. Kemungkinan sanksinya bisa ditahan dan diturunkan pangkatnya. Bisa juga dipecat dari kepolisian, apalagi jika melihat aksi penembakan tersebut ala koboi dan sudah masuk pada pelanggaran hak asasi manusia.
"Sanksi tegas untuk menimbulkan efek jera kepada yang lain. Jika melihat aksinya, bisa saja mereka dipecat dari kepolisian," janjinya.
Sikap gentleman Kapolres Tasikmalaya Anton Sujarwo, dinilai pakar sosial Habib Habibuloh, menyejukkan. Hal itu disebabkan polisi merupakan pengayom yang berhadapan langsung dengan masyarakat.
"Kapolresnya bertanggung jawab bagus itu. Seharusnya polisi melakukan tindakan sesuai SOP. Ada tahapan-tahapannya untuk menindak pelaku tindak kejahatan. Apalagi, ini kasusnya masih dugaan tindak kejahatan," ujar Habibuloh.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved